Padam sudah nyala bohlam di kepala. Saya tidak punya dan tidak mampu mengadakan sampel sesuai permintaan. Sebaiknya, undur diri lalu menuliskan kegelisahan ini di Kompasiana. Siapa tahu ada yang mendengarnya?
Kemudian, terinformasi bahwa sahabat baik saya itu sudah lama bergabung dengan salah satu partai politik. Walikota Bogor juga mengangkatnya sebagai staf khusus.
O ..., pantas saja. Gaya idealisnya tersandera oleh pemikiran ala pengurus parpol dan pejabat, yang berkehendak menyajikan gagasan hebat, besar, dan menarik perhatian khalayak, sekalipun hanya berguna sesaat dan bagus di atas kertas.Â
Sikap grandiose. Berpikir muluk dan "mengagumkan", merendahkan gagasan sederhana yang tidak populer.
Pemilahan sampah dan pengomposan merupakan upaya tidak heboh, yang membutuhkan waktu tidak sebentar, yang menghadapi tantangan ketidakpedulian hingga penolakan, dan --mungkin-- jauh dari keren.
Sebaliknya, langkah ini harus dimulai dari sekarang. Pemilahan sampah dan pengomposan setidaknya akan meliputi kegiatan:
- Mengedukasi warga perihal pemilahan sampah dari rumah.
- Pengenalan warna-warna tempat sampah.
- Membangun kebiasaan membuang sampah pada tempatnya sesuai penggolongan.
- Mengintroduksi, mengedukasi, dan melatih pengomposan sampah organik kepada warga.
- Membiasakan warga agar mengurangi penggunaan bungkus atau kemasan sekali pakai.
Penjabarannya bisa lebih terperinci. Pelaksanaannya terus menerus dan membutuhkan waktu serta biaya. Pada kegiatan ini tidak berlaku patokan: proyek besar dikerjakan sekali, setelah itu tidak ada kegiatan lanjutan untuk perawatan.
Seperti proyek pembenahan kawasan wisata Situ Gede, Kota Bogor. Telah dilengkapi dengan tempat sampah warna-warni sesuai golongan jenis sampah, tetapi selanjutnya pengunjung atau warga mengisinya dengan buangan yang sama. Tidak memilahnya.
Berarti, proyek pembenahan itu tidak berlanjut dengan edukasi, pengawasan, dan tindakan terkait cara membuang sampah. Buktinya, sampah sisa makanan, sampah daur ulang, dan residu berbaur menjadi satu di tiap-tiap tempat sampah.
Lantas, untuk apa tempat sampah di Situ Gede dibedakan warna jika isinya sama?
Tujuan mulia awal adalah upaya pemilahan sampah, tapi senyatanya pembedaan tersebut tidak berfungsi. Tidak berguna, meski tulisan-tulisan pada badan tempat sampah jelas-jelas terbaca.