LEBARAN adalah kesempatan bersilaturahmi dengan keluarga, tetangga, sanak saudara, dan hadai tolan. Mengikat persaudaraan diiringi hati bersih, pakaian pantas, ketupat, uang lembaran baru, sirup serta opor dan kawan-kawan.
Namun, di balik kebahagiaan itu menyembul ancaman serangan stroke, sebagai resultan dari beragam faktor yang terjadi di sekitar lebaran. Salah satunya, menyantap berlebihan aneka hidangan lebaran yang cenderung mengandung tinggi lemak, garam, dan gula.
Hampir setiap tahun usai lebaran, satu dua orang sekitar tempat tinggal saya dibawa ke rumah sakit karena stroke. Setidaknya, mengalami gejala serangan otak.
Stroke berbahaya!Â
Kementerian Kesehatan RI menyebut, stroke adalah penyebab utama kecacatan dan kematian di Indonesia. Ketika seseorang mendapat serangan stroke, sebanyak 1,9 juta sel otak akan mati (kemkes.go.id).
Orang sekitar harus bertindak cepat, dengan mengupayakan pertolongan medis bagi penderita sesegera mungkin. Itu menyelamatkannya. Â Agar tanggap bereaksi, harus mengenali gejala stroke telah menyerang seseorang.
Sedangkan mencegah stroke adalah dengan mengendalikan fakor risiko, antara lain: hipertensi, diabetes, stres, konsumsi alkohol, kurang aktivitas fisik, pola makan tidak sehat.
Pada dan setelah lebaran beberapa faktor berpotensi meningkatkan risiko stroke. Sebagai antisipasi, upayakan agar menghindari hal-hal di bawah ini.
Pola Makan Tidak Sehat. Menyantap secara berlebihan makanan tinggi lemak, garam, dan gula, serta kurang mengonsumsi masakan berserat (antara lain, sayur dan buah) akan meningkatkan kadar kolesterol, gula dalam darah, dan tekanan darah.
Aktivitas Fisik Kurang. Waktu untuk berolahraga tersedot oleh kegiatan silaturahmi, berlibur, rebahan, dan sebagainya sehingga takada waktu cukup untuk berolahraga.