Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Lelaki yang Ingin Menjadi Bunga

25 November 2019   08:45 Diperbarui: 29 November 2019   23:48 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi: anggrek liar

Sebuah pertanyaan keluar dari bibir penuh yang terletak pada wajah berkulit bersih berbentuk hati, simetris sempurna, berhidung mancung, sejenak membuatnya tersihir. Dan lelaki gagah berbadan atletis berwajah tampan gelagapan ketika dipandang lekat oleh kilat bola indah dibawah bulu mata lentik.

"Tidak ingat sama sekali. Rasanya kita belum pernah sekalipun bertemu"

"Aku...... Aku yang kamu sebut si itik buruk rupa"

Mata lelaki gagah pemilik gerai kopi Populer terpopuler di kota itu membelalak memindai dari bawah ke atas tubuh wanita menawan berambut gelombang indah disinari lampu halogen, tak percaya.

"Kamu? Mustahil! Kamu saat ini demikian menawan tidak bisa disebandingkan dengan wanita-wanita pelancong dan pengunjung manapun yang pernah datang ke gerai kopi Populer ini".

Dulunya wanita itu berbeda, kecil, dekil, menggelikan seperti ulat. Menjengkelkan, ke mana-mana mengekori lelaki itu. Ah ya.....itu jauh sebelum ia datang bekerja sebagai penjemur biji kopi pada Koh Sheng-sheng dan memiliki gerai kopi Populer terpopuler di kota itu.

Lelaki itu masih kanak-kanak besar, tetapi gagah melindungi wanita kanak-kanak kecil yang selalu mengekornya terlindungi dari gangguan kanak-kanak besar lainnya. Mereka sama-sama tinggal di desa terpencil di balik gunung sana. Lelaki besar dan wanita kecil itu bertetangga.

Lelaki besar telah menjadi lelaki gagah pemilik gerai kopi Populer terpopuler di kota itu. Di hadapannya muncul bagai hantu di siang bolong, wanita kecil dekil yang dahulu selalu mengekornya seperti ulat. Sekarang adalah bidadari.

Ulat menjengkelkan itu telah bermetamorfosa menjadi kupu-kupu yang sangat indah. Lelaki gagah pemilik gerai kopi Populer terpopuler di kota berkeinginan lekat kembali dengan wanita kupu-kupu menawan berambut gelombang indah disinari lampu halogen. Di dalam hatinya telah tumbuh bunga-bunga.

Secangkir Flat White* tidak cukup lama menahan wanita kupu-kupu menawan berambut gelombang indah disinari lampu halogen. Lelaki gagah pemilik gerai kopi Populer terpopuler di kota itu merasa jarum jam dinding berputar terlalu cepat. Masih banyak cerita dirindukan.

"Aku harus segera kembali ke Hotel. Besok, sebelum kembali pulang aku pasti mampir". Wanita kupu-kupu menawan berambut gelombang indah disinari lampu halogen menempelkan pipinya ke pipi lelaki gagah pemilik gerai kopi Populer terpopuler di kota itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun