Mohon tunggu...
Buda Patrayasa
Buda Patrayasa Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kajian Sosiologi Desain Meme Politik Jelang Pemilu 2019

5 Desember 2018   20:46 Diperbarui: 9 Desember 2018   13:10 1746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diunggah di Facebook oleh pengguna bernama 'Nenk Dewi Fortunna'

Makna konotasi pada unsur visual meme ini memiliki hubungan dengan konotasi unsur verbalnya. Pada unsur visualnya, Fadli Zon ditunjukkan sebagai salah seorang yang menjadi bagian dari kelompok pemfitnah Jokowi, seperti konotasi unsur verbal. 

Meskipun secara denotatif korelasi antar kedua unsur tersebut masih rancu. Bila diperhatikan dengan sesaat, teks tersebut akan terlihat sebagai kutipan dari seorang Fadli Zon, sehingga persepsi audiens mengatakan bahwa pernyataan pada meme tersebut diutarakan oleh Fadli Zon. Hal ini menjadi kelemahan utama sampel meme ketiga ini.

KESIMPULAN

Meme telah menjadi alat yang penting untuk menyampaikan ekspresi atau sikap politik dalam penggunaan platform media baru yang saat ini marak digunakan masyarakat kita, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, juga Whatsapp. 

Fenomena penggunaan meme di media sosial dalam penyebaran informasi politik sangat menarik perhatian, karena meme yang berupa gambar parodi yang berisi sindiran, satire, atau hal-hal lucu. Meme dalam wujud  gambar dan  teks  kini menjadi gaya  baru  dalam   berkomunikasi   dan   berdemokrasi  secara  digital.  Pakar  media  baru  bahkan menyebutnya  sebagai "genre" dalam  kultur media   baru.

Bardasarkan hasil analisis pada bagian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa banyak dari meme politik yang menimbulkan kesalahpahaman terhadap pengguna media sosial , karena kurangnya pemahaman yang diterima kepada rakyat. 

Salah satunya yaitu  "politik sontoloyo" yang dikemukakan presiden Jokowi merupakan kalimat yang ditujukan kepada para politisi , tetapi masyarakat salah mengartikan perkataan itu, dan menimbulkan persepsi yang rancu oleh masyarakat terhadap presiden Jokowi. Hal ini menandakan bahwa meme bersifat   kontekstual,   artinya sangat  bergantung  pada  konteks tempat, situasi dan latar belakang subjek yang merespon meme tersebut.

SARAN

Fenomena meme politik yang tersebar pada media sosial menuai berbagai respon dari masyarakat. Secara sengaja atau tidak, hal ini dapat mengubah mindset publik sebagai media komunikasi yang terdapat di dunia maya. Himbauan yang dapat kami sampaikan untuk fenoma ini antara lain:

  • Memahami informasi sebelum mengkritis / mengomentari.
  • Lebih bijak dalam penggunaan / menikmati meme.
  •  Tingkatkan budaya literasi.

Bagaimanapun, berbagai meme terutama meme sindiran adalah hal yang bisa dikatakan sebagai hal yang negatif, meskipun juga bisa menjadi hal yang positif. Sisanya adalah tentang bagaimana pemahaman kita untuk menyikapinya dan lebih berhati-hati saat berselancar di internet dan sosial media dalam menghadapi arus informasi di era terbuka ini.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun