Warung pojok gang itu menjadi titik awal perjalanan aneh ini. Seorang ibu tua penjaga warung itu menyuruh Mech untuk beristirahat sejenak, seolah ia sudah tahu apa yang sedang terjadi dalam hidupnya.
“Tentu, Nak. Tapi setelah itu, kamu harus berkemas. Ada sebuah perjalanan yang menantimu.”
Ibu tua itu meminta Mech untuk berkemas, dan Mech secara tidak sadar menyetujuinya.
“Perjalanan? Ke mana, Bu?” tanya Mech, bingung.
“Ke tempat yang lebih baik untukmu. Tempat yang kamu cari, meskipun kamu tidak tahu itu.” Ibu tua itu menjawab dengan tenang, seperti sudah mempersiapkan hal yang akan membuat kehidupan Mech berubah.
Mech merasa aneh, tapi ada sesuatu dalam diri yang membuatnya percaya.
“Baiklah,” katanya, tanpa ragu.
Mech bergegas kembali ke rumah untuk mengambil barang-barangnya dan duduk untuk merenungi sejenak apa yang terjadi, namun ia tetap percaya kepada ibu tua itu. Ketika ia kembali ke warung itu, ibu tua itu meminta Mech untuk pergi ke tempat lain, tempat yang sebelumnya tidak pernah ia dengar. Seorang pemuda dengan kendaraan menghampirinya dan ibu tua.
“Saya yang akan mengantarkan nona,” kata pemuda itu.
Mech hanya mengangguk dan bertanya. “Ke mana?” tanyanya, penasaran.
“Ke suatu tempat yang berbeda,” jawab pemuda itu dengan nada ramah dan sopan.