Mohon tunggu...
Brian Rivan Assa
Brian Rivan Assa Mohon Tunggu... Guru - Elementary School Teacher | Job 42:2

Menulis sebagai Katarsis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pergi Tak Kunjung Kembali

25 April 2021   21:43 Diperbarui: 25 April 2021   21:45 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto yang dirilis 21 April 2021 kapal selam KRI Nanggala 402 berlabuh di pangkalan angkatan laut di Surabaya.  (Handout/Indonesia Military/AFP) 

Kemudi enggan menepi mengunci
Enggan pergi dalam cengkraman bilik hari
Derai tangis ombak menjaring senyap nan sunyi
Nanggala, tak kembali untuk mengabdi kepada negeri.

Ia enggan berjalan sendiri
Menyatukan ombak dan penghuni yang sejati
Anak-anak Pertiwi beranjak ikhlas untuk mengabdi
Ingin sekali menyatu dan berdamai
Aba-aba cinta dan damainya untuk pergi lebih melekat pada hati dan hari

Nyiur sendu melambai
Camar gelisah ketika senja mulai menepi
Sebab, Nanggala tak jua menyapa di permukaan
Memberi tiang bagi persinggahan

Lautan menangis, ombak mengikis
Tiang tempat singgahan camar terhempas kedalaman yang tragis
Pelukan air kedamaian abadi mengunci
Kedamaian Nanggala pergi untuk selamanya dan takkan kembali lagi

Jika Januari kemarin pesawat dibawah terbang tinggi ke atas langit,
Februari air mengalir dengan deras
Maret meledak dengan keras,
Maka April ini ku ikhlaskan kau menyelam tanpa batas
Sebab laut dalam enggan untuk melepasmu.

Nanggala is "On Eternal Patrol."

Teriring cinta dan doa untuk para pelaut dan keluarga.

Salatiga, 25 April 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun