Dengan digitalisasi semua menjadi mudah untuk manusia. Pun, untuk hal berinvestasi. Beragam opsi aplikasi investasi tersedia di ponsel. Jika sudah memutuskan berinvestasi, maka seseorang dapat langsung mengunduh aplikasi investasi yang dikehendaki.
3P (Paham, Punya, dan Pantau)
 Prinsip 3P perlu menjadi panduan dalam berinvestasi (Hendrik,2023). Sebelum berinvestasi perlu memahami instrumen investasi yang hendak dipilih. Beragam produk investasi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Usai paham seseorang dapat langsung memilih produk investasi yang sudah diperhitungkan manfaat dan risikonya.
Terakhir, investor memantau portfolio investasi secara berkala (memastikan kondisi fundamental dan teknikal masih sesuai koridor tujuan berinvestasi).
Bagi kaum muda yang hendak berinvestasi saham perlu memahami di awal prinsipnya (Hartanto,2023) yakni berbagi modal, berbagi untung, dan berbagi rugi.
Pemahaman prinsip investasi saham penting agar investor tak mengalami "membeli kucing dalam karung". Sebagai investor perlu mengetahui rekam jejak perusahaan yang sahamnya akan dibeli.
Investasi saham dapat dijadikan investasi jangka pendek asalkan investor selalu memantau grafik pergerakan saham. Serunya, investor saham yang jeli memanfaatkan momentum dapat langsung cuan meski baru saja berinvestasi.
Untuk menjadi trader perlu langsung menjadi pelaku. Memantau grafik pergerakan saham, kondisi sosial politik, dan bagian tersulitnya pada pengendalian emosi (Hartanto,2023).
Sejago apa pun trader dalam teori kerap boncos akibat faktor terlalu percaya diri dan mengambil keputusan (melepas atau menahan saham) dipengaruhi oleh emosi mengebu-gebu.
Berinvestasi saham sejak usia muda/ mahasiswa membuka kesempatan membuat uang bekerja untuk kita. Sebab sering terjadi investor membeli saham saat murah. Lalu, jual saat mahal.