Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pada Sebuah Becak yang Melaju Pelan

26 Februari 2020   09:59 Diperbarui: 26 Februari 2020   10:03 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Apri/deviantart.com

Seorang lelaki paruh baya dengan caping dan kaos putih itu tersenyum kepadamu
Di usia beranjak senja lelaki paruh baya masih berkelana
Tiada lelah menempuh derita
Untuk belahan jiwa di singgasana nirwana

Sebatang rokok tingwe masih terselip di antara bibir hitam
Serta kedua kaki kekar mengayuh roda-roda tua
Kamu melambaikan tangan
Memberi asa pada raga yang berharap

Peluh pun menetes pada selembar daun yang berayun ke tanah
Angin dan beratap mentari adalah rumahnya
Tiada sanak saudara dihampar padat samudera
Sendirian lelaki paruh baya menabuh angin dan menjaring matahari

Mengayun langkah menghantam fatamorgana hari
Ketika raga semakin renta dan singgasana nirwana di ujung mata
Mentari pun tunduk meredupkan sinarnya
Pada sebuah becak yang melaju pelan

Solo.26.02.20

Masbom

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun