Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Saya Jumpa Wanita Palestina di Israel (Kisah Humanis Hubungan Israel-Palestina)

19 Juli 2020   04:48 Diperbarui: 22 Juli 2020   18:51 3405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilansir situs Qantara.de, hampir 50.000 warga Palestina secara resmi bekerja di Israel, sementara sekitar 30.000 warga Palestina melintasi perbatasan secara ilegal setiap hari dari Tepi Barat untuk bekerja. 

Tak dapat dimungkiri, konflik politik dan fisik memang terjadi antara Israel dan Palestina. Akan tetapi, di akar rumput, tak selalu relasi warga kedua bangsa ditandai dengan kebencian. 

Muslim Quarter Yerusalem - dokpri
Muslim Quarter Yerusalem - dokpri
Justru ada simbiosis (mutualisme) antara warga Palestina dan Israel, utamanya di sektor ketenagakerjaan dan perdagangan. Pernah terjadi, warga Israel meminta agar pemerintah Israel mengizinkan lebih banyak pekerja Palestina demi memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja di perkebunan.

Tentu tindakan ini bisa dilihat semata dari sisi ekonomi, tetapi juga bisa dilihat dari sisi kemanusiaan. Tentu warga Israel juga ingin agar warga Palestina mendapat penghasilan untuk keluarga mereka. 

Pada hemat saya, konflik Israel-Palestina adalah konflik elitis-ideologis yang sejatinya tidak sangat menjalar hingga ke akar rumput. 

Fatima, wanita Palestina yang saya jumpai di Yerusalem adalah contoh nyata warga Palestina yang bisa bekerja secara kurang lebih leluasa di "wilayah" Israel. 

Sebagai pekerja lintas batas wilayah, Fatima bisa berbahasa Ibrani dan tentu saja Arab. Kedua bahasa ini masih serumpun sehingga mudah saja saling memahami antara warga Israel dan Palestina.

Entah apa yang kini terjadi kala pandemi Covid-19 merebak di Tanah Suci. Apakah Fatima dan ribuan warga Palestina masih diizinkan bekerja di Israel? Mungkin saja iya karena Israel cukup berhasil menangani Covid-19. Bahkan-suka tak suka-salah satu kandidat vaksin sedang dikerjakan sebuah perusahaan farmasi Israel.

Konflik Israel-Palestina sejatinya melibatkan dua kubu politik internasional. Tak usah saya jelaskan lagi, mana saja negara besar yang berada di balik krisis kemanusiaan ini.

Jujur, seandainya banyak warga Indonesia membaca tulisan ini, mungkin pandangan mengenai konflik Israel-Palestina akan sedikit berubah. Seperti kebanyakan perselisihan politik global, tema utamanya bukan agama. 

Tanah. Kuasa. Sumber daya. Itulah yang diperebutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun