Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Puisi Putri Marino Itu Puisi atau Bukan, sih?

6 Januari 2020   06:10 Diperbarui: 6 Januari 2020   06:35 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas.com/Dian Reinis

Putri Marino, artis kelahiran Bali tahun 1993, jadi topik tren di Twitter. Istri artis Chicco Jerikho ini baru saja menerbitkan buku kumpulan puisinya. Judulnya "PoemPM". Sama dengan tagar yang ia sematkan untuk puisi-puisinya di Instagram. 

Dalam unggahan Instagramnya, Putri Marino tampak rajin mempromosikan buku PoemPM. Ia menjawab komentar warganet dengan hangat. Menariknya, seorang warganet dengan akun Twitter @widy*****, Kamis (2/1/2020) memuat komentar demikian, "Dear Putri Marino, kamu cantik dan aktingmu kacaw bagusnya. Tapi maaf ya, itu ngga jadi alasan bagiku untuk memaafkan puisimu."

Cuitan berisi kritikan terbuka terhadap puisi Putri Marino ini dibanjiri tanggapan warganet. Tercatat,  hampir tiga ribu twit ulang dan 6.4 ribu "like" warganet.

Seperti Apa Puisi Putri Marino

Dalam unggahan promosi buku, terpampang salah satu puisi Putri Marino.,"Aku sedih...aku bahagia...aku jatuh cinta...Aku membenci...Aku tersesat..Aku mendendam...Maaf aku hanya manusia..."

Puisi lain berbunyi,"Tidak ada siapa pun yang akan paham... kata setiap orang pada saat meminta pemahaman...."

Kritikan terhadap Puisi Putri Marino

Selain kritikan di Twitter yang telah disebut, ada pula warganet yang mengkritik puisi-puisi Putri Marino. Akun Instagram @revan*** mengatakan, "Permainan kata-kata yang sedikit membosankan..." Akun @sastra*** menulis, "Kebanyakan kala kak, puisi itu padat. Cukup menggunakan 'di' saja sudah cukup." Warganet lain mengomentari, "Itu fungsi titik-titik panjang buat apa?"

Akun Twitter @siap*** pedas berkomentar,"Sekarang banyak artis yg pake nama mereka buat nerbitin buku curahan hati mereka. Apa lagi ketika itu bersentuhan dengan sastra, bikin ku muak dengan mereka. Mereka ga tau banyak jutaan umat berbakat yang susah banget nerbitin buku karna ditolak berkali kali sama penerbit."

Akun lain yang tampaknya ditulis sarjana sastra mencuit,"Udah dri dlu nih sjak awal2 insta-poem lahir w naik darah liatnya, kyk pen w coret aj gelar sastra gw, percumaaa kuliah 4 taon, nulis dgn mikir sana sini menyesuaikan dgn alur kesusastraan. Tapi yang kyk gini....Au ah pen nangesss."

Pujian terhadap Puisi Putri Marino

Tentu saja, tak sedikit yang membela dan memuji Putri Marino. Kalimat pujian dan dukungan itu, antara lain:

- menurutku kalimatnya dalem bgt.

- Setiap puisi/karya apapun punya penikmatnya sendiri kok :)

- Sebetulnya menulis sajak itu bebas.. Tidak terikat. Beda halnya dgn puisi yg berima. Karna sejatinya, sebuah sajak itu berasal dr apa yg dirasa. Penafsirannya pun bebas namanya jg apresiasi seni. Kita tdk bs men'judge' sebuah karya itu jelek. Karna memang tidak ada ukurannya.

Definisi Puisi, Adakah?

Ternyata perdebatan soal definisi puisi sudah berlangsung lama. Puisi secara simplistik diartikan sebagai "yang bukan prosa". Beberapa ahli teori sastra abad ke-20, yang tidak terlalu bergantung pada oposisi dari prosa dan puisi, secara amat sederhana mengatakan bahwa puisi adalah apa yang diciptakan penyair. Definisi yang cukup ambyar, bukan?

Laman bookriot.com menyajikan pendapat Christina M. Rau tentang definisi puisi. Ia mengatakan, definisi puisi amat sulit ditentukan. Ia memberi contoh sebuah karya Ezra Pound yang berjudul "In a Station of The Metro". Puisi itu berbunyi:

The apparition of these faces in the crowd:
Petals on a wet, black bough.

Hanya dua baris. Pendek sekali seperti sebagian puisi Putri Marino.

Elemen-elemen puisi

Dunia perpuisian amatlah luas. Ada banyak jenis puisi dari zaman baheula sampai zaman Instagram. Ada yang pendek ada yang panjang. Ada yang berima ada yang tidak. Akan tetapi, tentu saja sejumlah penulis dan pembelajar berupaya menyajikan elemen-elemen yang umum ditemukan dalam sebuah puisi.

Beberapa elemen yang menandai sebuah puisi, menurut laman learn.lexiconic.net, antara lain, adalah:

1. Stanza: Stanza adalah serangkaian garis yang dikelompokkan bersama dan dipisahkan oleh garis kosong dari bait lain. Stanza setara dengan paragraf dalam esai.

2. Bentuk (form): a. Puisi Lirik; b. Puisi Narasi; c. Puisi Deskriptif.

3. Rima: Rima adalah pengulangan bunyi yang serupa.

4. Bunyi kata (words sounds): Aliterasi ; Asonansi; Consonance ; Onomatopoeia; Pengulangan; Struktur paralel: suatu bentuk pengulangan di mana urutan kata kerja dan kata benda diulang.

Meski demikian, puisi modern juga bisa berupa free verse yang tak terikat elemen-elemen "standar" sebuah puisi. 

Apakah Puisi Putri Marino Itu Puisi?

Setelah menyimak keterangan di atas, tampaknya puisi-puisi yang dianggit Putri Marino bisa dikelompokkan sebagai puisi modern yang bergaya free verse. 

Bisa jadi, bagi sebagian pembaca, puisi-puisi Putri Marino tidak indah karena "terlalu sederhana" dan "tidak memenuhi ekspektasi keindahan estetik puisi pada umumnya."

Pendapat ini wajar saja karena memang puisi-puisi Putri Marino sederhana. Akan tetapi, bukankah yang sederhana itu juga indah? Bukankah yang sederhana itu justru sulit ditulis? Bukankah yang sederhana itu justru mudah dipahami banyak orang biasa?

Justru karena sederhana itu lah, sebagian warganet yang muda usia suka dengan puisi-puisi Putri Marino. Bahasa yang ia pakai mewakili bahasa generasi milenial yang ga suka ribet. Tak perlu buka kamus atau tesaurus untuk memahami puisi Putri Marino. Sekali baca pun bisa jadi orang sudah paham. 

Di sisi lain, ada benarnya kritik pegiat sastra dan pecinta sastra: janganlah menulis puisi yang terlalu banal. Putri Marino sangat bisa lebih mengeksplorasi keindahan dan kekayaan bahasa Indonesia. Ada banyak kata-kata indah yang masih asing bagi pembaca umum. 

Kata-kata semacam candramawa, miasma, kelesa, menjura, galat, tulat, pelantang, dan semenjana bisa jadi magnet yang menarik perhatian semakin banyak pembaca puisi Putri Marino. 

Artis Bebas Berpuisi dan Buku Laris?

Perdebatan berikutnya terkait status Putri Marino sebagai pesohor yang menerbitkan buku kumpulan puisi. Apakah asal artis lalu bebas berpuisi dan pasti buku karyanya laris?

Soal bebas berpuisi, sebenarnya tiap orang juga bebas berpuisi. Puisi mbeling atau nakal pun boleh. Puisi humor juga sah-sah saja. Soal buku otomatis laris, ini terkait status sebagai selebritas yang memang menarik perhatian. Penerbit tentu sudah mempertimbangkan kepopuleran si penulis sehingga berani menerbitkan buku. 

Hanya saja, mudahnya pesohor mendapatkan kepercayaan penerbit kiranya jangan sampai membuat artis penulis lantas merasa boleh asal-asalan menulis (puisi). Putri Marino hendaknya tak cepat berpuas diri. Ia perlu rendah hati menyerap aspirasi penikmat dan pecinta susastra. Tak ada salahnya meminta bantuan sastrawan ternama untuk meningkatkan kemampuan menganggit puisi.

Buku kumpulan puisi berikutnya kiranya harus lebih berbobot lagi dari segi tema dan teknik berpuisi. Justru para selebritas bisa jadi duta bahasa dan duta sastra yang baik jika serius mengembangkan kemampuan menganggit susastra. 

Jadi, yang tercinta (ehem..)Putri Marino, saya setuju dengan hikmah salah satu puisi Anda:

"Saat ada banyak suara yang memintamu berhenti,

coba carilah satu suara yang memintamu untuk terus berjalan."

Salam cinta susastra! Oh ya, menurut KBBI, susastra adalah "karya sastra yang isi dan bentuknya sangat serius, berupa ungkapan pengalaman jiwa manusia yang ditimba dari kehidupan kemudian direka dan disusun dengan bahasa yang indah sebagai sarananya sehingga mencapai syarat estetika yang tinggi"

--

Mau baca puisi semenjana saya? Boleh bangetz. Klik saja, antara lain: Nanti Kita Cerita tentang Banjir Ini; Sajak Orang Pinggiran; Mulut Itu Kebun Binatang; Episode Paripurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun