Mohon tunggu...
Rizky Ramadhan
Rizky Ramadhan Mohon Tunggu... Kang Tulis -

Saya Rizky Ramadhan. Cuma nulis dan baca di sini, Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ibas dan Martabat Presiden

10 Februari 2014   11:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:59 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mantan ketua umum partai Demokrat Anas Urbaningrum menilai Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, putra Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono layak untuk dimintai keterangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Dengan dalih Ibas yang memegang jabatan ketua Steering Comittee (SC) saat kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung, Anas beserta tim kuasa hukumnya mendorong KPK untuk memperoleh informasi tambahan dari menantu Hatta Rajasa itu terkait dugaan dana Hambalang yang mengalir di Kongres Partai Demokrat.

KPK memang belum memutuskan untuk meminta keterangan kepada putra bungsu Presiden SBY itu,meski sejauh ini KPK memang sedang mendalami dugaan aliran dana Proyek Hambalang yang melibatkan Anas juga mengalir di Kongres Hambalang. Hal tersebut berdasarkan kepada pemeriksaan KPK terhadap sejumlah kader dan mantan kader Demokrat yang ikut dalam ajang kongres yang mengangkat Anas sebagai ketua Umum Demokrat pada tahun 2010 itu.

Pemeriksaan terhadap beberapa pihak yang ikut dalam kongres dirasa kurang lengkap oleh Adnan Buyung Nasution. Muncul wacana KPK telah tebang pilih dalam pemilihan saksi oleh sebab itu Buyung meminta KPK untuk segera memeriksa Ibas selaku Steering Comittee pada kongres Partai Demokrat. Bak gayung bersambut, kini Buyung sedang dirungdung kegirangan yang luar biasa karena, menurutnya, pemeriksaan terhadap Anas sudah masuk pada 'Bab' kongres Demokrat yang di dalamnya memungkinkan Ibas untuk ikut duduk bersama penyidik didengar keterangannya.

Ibas sebagai ketua Steering Comittee dianggap tahu mengenai latar belakang kongres oleh pihak Anas, termasuk tentang sumber dana yang digunakan dalam kongres. Dalam pembagian tugas penyelenggaraan sebuah acara, normalnya tugas Steering Comittee meliputi Pengarahan materi acara, mengontrol jalannya kegiatan, memberi saran dan kritik atas anggaran atau dana usaha, serta mencari jalan keluar bila terjadi perbedaan pendapat dalam sebuah kegiatan. Tapi tidak ada yang tahu, apakah tugas-tugas yang sama juga diberikan kepada Steering Comittee Kongres Demokrat 2010 di Bandung.

Terlepas dari tugas dan fungsi yang berkaitan erat dengan kelayakan seseorang diperiksa oleh KPK. Nampaknya publik harus kembali diingatkan, siapa pun yang dimintai keterangan sebagai saksi tidak sertamerta dirinya terlibat dalam kegiatan korupsi. Bisa jadi seorang saksi merupakan pihak yang membantu pengungkapan sebuah kasus yang menemui jalan buntu, sekalipun tidak buntu, pastinya keterangan seorang saksi dapat melengkapi proses penegakkan hukum yang dilakukan oleh aparat penegak hukum.

Alih-alih menemui jalan terang, ketika pihak Anas beramai-ramai meminta KPK memeriksaIbas terkait kongres, beramai-ramai pula segelintir orang bersikukuh Ibas tak ada kaitannya dengan kasus yang menimpa Anas. Bahkan, Jurubicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul sudah mempersembahkan lehernya bila terbukti Ibas terlibat praktek korupsi. Siapa yang bilang Ibas terlibat praktek korupsi?

Selayaknya pernyataan Anas dan tim kuasa hukumnya yang berbau 'Politis' harus disikapi dengan hati-hati oleh lawan politik Anas maupun KPK. Melihat rekam jejak Anas sebagai seseorang yang pernah aktif dalam berbagai kelembagaan dan pernah menjadi seorang ketua umum sebuah partai besar, jelas Anas tidak sedang bermain-main atau 'mengigau' seperti yang dikatakan Ruhut. Langkah Anas bisa jadi adalah langkah untuk membuktikan segala macam dugaan yang ada di kepalanya, yang kemudian ia sebarkan melalui media mengenai 'grand design' penjatuhan dirinya oleh 'Orang-orang Besar' yang ada di atasnya.

Maka, bila Anas menyebut Ibas mengetahui tentang Kongres Demokrat, tak ada salahnya bila KPK memanggil Ibas selaku Steering Comittee untuk dimintai keterangan, tak ada salahnya pula Demokrat mendukung Ibas untuk memberi keterangan dan percaya kepada KPK sebagai penegak hukum yang tak memihak serta mendorong proses penegakan hukum terhadap Anas agar cepat selesai. Karena pihak yang disebut Anas layak diperiksa KPK bukan berarti pihak tersebut terlibat korupsi.

Anas berani memberi bukti terkait kongres, Hebat. KPK berani periksa Ibas selaku ketua SC, Hebat. Ibas berani memberi keterangan kepada penyidik terkait kongres, juga Hebat. Selaku ksatria Demokrat yang berseru 'Katakan Tidak Pada Korupsi' sudah selayaknya ia berani membuka terang segala informasi yang dibutuhkan KPK. Di luar itu semua, yang pasti keterangan Ibas -bila memang berani- tidak akan membuat martabat sang Ayah sebagai kepala negara jatuh.

Bila Ibas benar-benar bersih dari segala tindakan korupsi, benar-benar cakap selaku ketua Steering Comittee kongres Demokrat, dan namanya tidak hanya asal tempel dalam kepengurusan Partai besutan ayahnya itu, bisa jadi keterangan Ibas justru dapat meninggikan martabat ayahnya sebagai ketua Partai Demokrat dan sesosok Presiden RI yang menggalakkan gerakan antikorupsi.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun