Kue-kue tart yang tersusun rapi di etalase sebuah toko kue yang tak jauh dari sebuah pusat perbelanjaan membuat banyak orang yang lewat di depannya menjadi tergoda. Seperti halnya yang dialami Leta, seorang karyawan toko pakaian yang berada di ujung jalan tak jauh dari toko kue tersebut. Setiap sore, ketika pulang dari bekerja, gadis mungil berambut panjang tersebut menyempatkan diri untuk sekedar memandangi kue-kue cantik tersebut.
Ada banyak macam kue tart yang dipajang. Namun yang paling menarik perhatian Leta adalah sebuah kue tart berlapis krim putih dan merah jambu dengan potongan buah stroberi di atasnya. Kue yang sejak lama diidam-idamkannya, namun niatnya tak pernah kesampaian untuk membelinya.
" Kau benar-benar menginginkan kue tart strawberry tersebut, ? " tanya Anita, sahabat Leta, saat keduanya mampir membeli kue bolu di toko tersebut pada suatu sore Minggu di awal bulan Agustus.
Leta menganggukkan kepalanya. " Ya, aku sangat menginginkannya. Semoga saja aku bisa mencicipinya pada hari ulang tahunku tanggal 7 September nanti, " jawab Leta lirih.
" Tapi, mana mungkin bagi kita yang hanya dibayar empat ratus ribu tiap minggunya ini untuk membeli kue seharga Rp. 200.000 itu. Padahal sebagian dari gajiku digunakan untuk membantu kebutuhan di rumah. Bisa-bisa aku sekeluarga tidak makan selama seminggu dibuatnya  " tambahnya.
" Iya sih, tapi siapa tahu kamu dapat rejeki nomplok dan Tuhan mengabulkan keinginanmu ini, " ujar Anita kemudian mencoba menggoda sahabatnya ini
" Ah, entahlah, semoga saja begitu, " balas Leta sambil tertawa kecil ketika mereka berjalan ke meja kasir.
Hari-hari di penghujung Agustus terasa berjalan lambat bagi Leta. Dirinya sudah tak sabar bertemu dengan hari ulang tahunnya yang hanya berjarak tujuh hari dari penghabisan bulan Agustus itu sambil berkhayal menikmati paduan rasa manis asam dari sepotong kue tart strawberry pada hari spesial tersebut.
Namun kemudian khayalan tersebut cepat-cepat dihapusnya dari pikirannya. Bagaimanapun juga, kue tart strawberry itu takkan mungkin terbeli olehnya.
Terkadang, Leta mempersalahkan dirinya sendiri kenapa bermimpi terlalu tinggi dengan berharap bisa mencicipi kue tart strawberry yang harganya jelas-jelas tak sesuai dengan isi dompetnya. Padahal sebenarnya dirinya bisa saja memilih roti selai coklat yang harganya kurang dari sepersepuluh dari harga kue tart tersebut. Namun apalah dayanya, rayuan kue tart strawberry tersebut terlalu kuat mempengaruhi dirinya.