Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bukan Pertama-tama Menghasilkan Produk Tetapi Projek Pengembangan Karakter

29 Mei 2023   20:52 Diperbarui: 29 Mei 2023   20:54 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar. Para siswa diberi pendampingan melaksanakan Projek membuat kopi oleh barista dari Universitas Podomoro (Dok.Pri)

Kepala sekolah dan guru memanfaatkan Pusat Layanan Bantuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkait kurikulum merdeka atau Helpdesk, atau

Kepala sekolah dan guru bekerja sama dengan mitra pembangunan untuk implementasi Kurikulum Merdeka.

Strategi ini mengandaikan adanya semangat belajar yang tinggi pada diri kepala sekolah dan guru. Kenyataanya tidak demikian. Kepala sekolah dan guru-guru tidak punya semangat belajar mandiri yang bagus.

Sebuah penilitian kecil yang saya buat terkait kebermanfaatan PMM oleh guru dalam pelatihan mandiri menunjukkan data yang memperihatinkan. Angggota komunitas belajar yang mendaftar pelatihan melalui seri webinar dibawah 22% dan bahkan ada yang hanya 2% (Silakan lihat: Komunitas Belajar, Strategi yang (Belum) Strategis Meningkatkan Kompetensi Pendidik)[i]

  

Akibat Minusnya Pendampingan dan Rendahnya Semangat Belajar Kepala Sekolah dan Guru

 Kurangnya pendampingan terhadap kepala sekolah dan guru serta rendahnya semangat belajar mandiri berakibat pada praktik P5 yang tidak optimal kalau tidak mau disebut praktik yang menyimpang. 

  1. Kepala sekolah tidak bisa memberi pendampingan kepada guru untuk menjadi fasilitator P5 yang benar. 
  2. Guru bingung saat memberi pendampingan kepada siswa.
  3. P5 tidak menjadi kegiatan yang mengembangkan karakter siswa. P5 menjadi kegiatan yang melulu berfokus pada hasil.
  4. P5 pada akhirnya hanya menjadi kegiatan pameran karya padahal yang lebih penting adalah proses pendampingan dari awal sampai pelaporan.
  5. Pendidik tidak bisa menyusun modul P5 karena tidak mendapatkan pemahaman yang tepat.
  6. Guru jatuh pada tindakan aktivisme tanpa proses refleksi yang memungkinkan terjadinya perbaikan atas kekeliruan.
  7. Asesmen yang dilakukan guru bisa jadi lebih mengarah pada ketercapaian secara kognitif bukan lagi ketercapaian dimensi-dimensi yang dihidupi dalam P5 tersebut.

 

Solusi yang Tersistematisasi

 Menjumpai praktik pelaksanaan P5 seperti tersebut dan menemukan sebab kenapa P5 tidak optimal dan bahkan menyimpang dari ketentuan kurikulum tentu saja solusi kreatif menjadi kebutuhan mendesak. Tanggung jawab untuk memberikan solusi ada di semua pihak sehingga solusi menjadi bagian sistem perbaikan dalam praktik baik P5.

 

  1. Kepala Sekolah Dan Guru Mendapatkan Pelatihan Secara Regional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun