Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis | Narablog

Saya suka menulis dan membaca. Saya yakin, saya bisa hidup dengan mengandalkan kekuatan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Remaja Susah Diatur, Orangtua Mesti Bagaimana?

26 Februari 2024   12:41 Diperbarui: 26 Februari 2024   12:41 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang ayah sedang menasihati anak laki-lakinya yang nakal. (Sumber gambar: pexels.com)

Masa remaja dimulai dari usia 10-18 tahun dan terbagi dalam tiga tahapan. Tahap awal usia 14-17 tahun, tahap pertengahan usia 14-17 tahun, dan tahap akhir/dewasa muda usia 18 tahun.

Pada masa awal, remaja akan mengalami perubahan fisik, kognitif, dan psikologis yang siginifikan. Ini adalah masa peralihan, di mana mereka mulai mengembangkan identitas dan berusaha membangun pertemanan dengan kelompok sebaya mereka.

Memasuki masa pertengahan, remaja akan terus mengalami pertumbuhan dan penemuan diri. Pada fase ini, mereka akan mengalami peningkatan emosional dan menghadapi tantangan baru saat tanggung jawab mereka mulai bertambah.

Memasuki masa akhir/dewasa muda, remaja akan semakin menyempurnakan identitas mereka dan membuat keputusan penting mengenai masa depan mereka. Fase ini ditandai oleh peningkatan kemandirian pengembangan identitas pribadi dan sosial.

Perkembangan usia remaja akan menjadi hal yang cukup menantang bagi setiap orangtua, karena ada kemungkinan terjadi pergolakan di setiap tahapan.

Hubungan orangtua dan anak pun bisa berubah karena ada perdebatan ketika anak berada pada fase peralihan dari masa awal ke masa akhir.

Supaya tidak terjadi perdebatan antara orangtua dan anak yang mengakibatkan keretakan hubungan, maka orangtua perlu mengembangkan beberapa sikap saat menghadapi anak remajanya.

1. Menjadi Teman Bicara yang Baik

Di usia remaja, biasanya, anak akan mengalami berbagai gejolak dalam dirinya, mulai dari masalah pubertas, masalah pergaulan, hingga masalah spiritualitasnya.

Beberapa remaja pernah menyampaikan kegelisahan mereka ke saya seputar masalah pergaulan dan spiritualitas mereka dan saya mendengar mereka secara saksama.

Tak hanya itu, saya juga memberikan pemahaman tanpa menyalahkan mereka. Kadangkala, orangtua karena kesibukan pekerjaan tidak menjadi pendengar yang baik, sehingga cenderung tidak mau mendengar dan hanya bisa menyalahkan.

Yang terjadi adalah anak enggan bercerita kembali. Mereka menutup diri dari orangtuanya. Yang lebih parah lagi mereka mencari pelampiasan dengan melakukan berbagai kenakalan remaja hanya untuk didengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun