Diam itu... berkas - berkas abu yang menyala
Begitulah engkau
Mengejar langit berpijak tanah
Berbekal, dan selebihnya hampa
Merupakan kepasikan, senyumku samar
Terlintas saja tidak
Aku tersimpul atas tali hati-Nya
Terajut dari kemesraan-Nya
Biang  senyum maupun naasÂ
Iba rasa—menopang tuah alamÂ
Daunku silih bertindih terpancar harum
Ujung bulirnya keemasan
Terus terang, Â kalian saja berangan
Perut itu meringkusmu
Menguasai realitas—alam - alam penghujung kelak
Penghujung shaf demi shaf
Entah, berakhir sukar atau lugas
Intinya perutlah pereka
Engkau penuntunyaÂ
Maknai tuahNya
Wallahu A'lam Bishawab
Yogyakarta, 1 Mei 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!