Mohon tunggu...
Bie A. Whiancaka
Bie A. Whiancaka Mohon Tunggu... Lainnya - Entrepreneur. Electrical Engineering

Bertamsilah ketika lapar; dan tersenyumlah. RUMSΛRMΛ

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pesan Padi

1 Mei 2017   08:22 Diperbarui: 1 Mei 2017   09:20 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diam itu... berkas - berkas abu yang menyala

Begitulah engkau

Mengejar langit berpijak tanah

Berbekal, dan selebihnya hampa

Merupakan kepasikan, senyumku samar

Terlintas saja tidak

Aku tersimpul atas tali hati-Nya

Terajut dari kemesraan-Nya

Biang  senyum maupun naas 

Iba rasa—menopang tuah alam 

Daunku silih bertindih terpancar harum

Ujung bulirnya keemasan

Terus terang,  kalian saja berangan

Perut itu meringkusmu

Menguasai realitas—alam - alam penghujung kelak

Penghujung shaf demi shaf

Entah, berakhir sukar atau lugas

Intinya perutlah pereka

Engkau penuntunya 

Maknai tuahNya

Wallahu A'lam Bishawab

Yogyakarta, 1 Mei 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun