Aku ingat ketika menjadi mahluk di Langit,
Semuanya terasa indah dari singgasana,Â
Hanya ada kebenaran hakiki keluar dari bibirku,
Hingga satu waktu Semesta mendepakku jauh, dan jatuh ke dasar bumi,
Tinggal bersama luka sayatan di hati,
Dan tak ada yg peduli dan menghampiri,Â
Hanya buaian dan cacian yg menanti,
Lautan luka mengganga perih.Â
Tertatih.
Hingga aku jumpai sebuah tebing curam.
Naluri menuntun untuk terus terjun dengan asa yang memberikan harapan akan cahaya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!