Mohon tunggu...
Nabila Anwar
Nabila Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - Hi

All of us get lost in the darkness, dreamers learn to steer by the stars.

Selanjutnya

Tutup

Drama

Perbandingan Cerita: Romeo dan Juliet dan Nisan Berlumur Darah

27 November 2014   00:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:45 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1416998584840088376


Romeo dan Juliet dan Nisan Berlumur Darah

Romeo dan Juliet merupakan novel karya William Shakespeare yang berlatarkan di Italia dan merupakan novel yang sangat tersohor, bahkan hingga sekarang. Nisan Berlumur Darah adalah cerita rakyat yang berasal dari Martapura, Kalimantan Selatan. Cerita rakyat ini tidak begitu meluas di Indonesia karena awalnya hanya disebarkan secara lisan, sehingga cerita itu hanya menyebar di Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Seiring berjalannya teknologi, ada beberapa penulis blog dari sana yang menuliskan cerita ini tapi sampai sekarang belum ada penulis Kalimantan Selatan yang menjadikan cerita ini ke dalam bentuk buku.

***

Romeo dan Juliet dikisahkan dari kota Verona, Italia di mana terdapat dua keluarga super kuat yang sudah bermusuhan sejak lama, yaitu keluarga Montague dan keluarga Capulet.

Suatu malam, tuan besar Capulet—ayah dari Juliet—mengadakan pesta mewah meriah dan mengundang semua teman-teman serta rekan bisnisnya. Keluarga Montague tentu saja tidak diundang, namun Romeo nekat menghadiri pesta itu karena ingin bertemu dengan Rosaline—yang dicap Romeo sebagai cinta matinya. Dengan kecerdasannya dia pun sukses menyamar dan menyelinap kepesta tersebut.

Tetapi setelah sampai di tengah pesta, mata Romeo malah tertuju pada pesona Juliet, bukannya Rosaline yang mulanya sangat ia cintai. Romeo pun langsung jatuh hati pada Juliet. Mereka sadar jika mereka berdua saling menyukai satu sama lain, tapi mereka harus merasa kecewa karena keluarga mereka bermusuhan.

Meskipun fakta berkata demikian, sepasang remaja itu tak menyerah dengan permusuhan keluarga yang mereka hadapi, justru berusaha menyatukan diri di tengah ancaman dan kekerasan dari keluarga masing-masing. Dengan bantuan teman Romeo yang bernama Pastor Lawrence mereka mampu menikah secara diam-diam. Sayangnya di tengah kebahagiaan itu seorang teman Romeo meninggal ditangan teman Juliet, pembunuhnya adalah Tybalt. Romeo yang awalnya tidak menyimpan dendam pada keluarga Capulet akhirnya membalas dendam dengan membunuh Tybalt.

Kejadian itu tentu saja memperbesar permusuhan antara keluarga Montague dengan Keluarga Capulet. Ayah Juliet yang tidak mengetahui pernikahan putrinya memutuskan menikahkan Juliet dengan seorang pemuda yang berasal dari Paris. Cinta yang ditentang membuat Juliet putus asa, diapun berkonsultasi dan membuat rencana dengan Pastor Lawrence. Pastor Lawrence menyarankan agar Juliet pura-pura menyetujui pernikahan yang diatur ayahnya, namun ketika pagi menjelang dia harus meminum ramuan yang akan membuatnya tampak seperti sudah meninggal. Setelah itu dia akan dimasukkan ke dalam lemari besi penguburan Capulet, kemudian pastor akan menyuruh Romeo untuk datang meyelamatkan Juliet.

Ironisnya sebelum rencana ini sampai ditelinga Romeo, ia telah mengetahui berita kematian istrinya tersebut dari orang lain. Dengan hati hancur Romeo pun pergi untuk melihat Juliet yang terakhir kalinya. Namun ketika sampai disana ia dihadang oleh calon suami Juliet—yang dengan sekejap Romeo membunuhnya. Tak ada yang bisa menghentikannya untuk bersatu dengan Juliet. Disamping tubuh Juliet ia menelan racun yang telah dibelinya lalu meninggal seketika. Namun beberapa waktu kemudian Juliet terbangun dengan sebuah harapan kosong. Dia justru melihat tubuh suaminya yang tak bernyawa lagi, merasa tak punya alasan untuk hidup lagi Juliet mengambil belati Romeo dan membunuh dirinya dengan benda tersebut.

***

Dahulu kala, ada cerita tentang dua kekasih bernama Fatimah dan Mashor yang mempunyai percintaan yang tragis. Cerita ringkasnya adalah sebagai berikut;

Mashor adalah pemuda yang berasal dari keluarga yang miskin, tetapi mempunyai pendidikan yang tinggi dan budi akhlaknya tinggi. Dia mempunyai keahlian membaca Al-Quran yang sangat fasih dan enak didengar. Mashor sebagai orang yang tidak mampu ikut bekerja di rumah Fatimah sebagai pembantu.

Fatimah merupakan gadis dari keluarga sangat kaya. Mereka tinggal diseberang desa Mashor. Orang tuanya merupakan pedagang yang mempunyai hubungan dagang ke luar daerah. Terutama daerah Singapura. Mashor sebagai pembantu mempunyai banyak pekerjaan yang harus dilakukannya seperti menimba air, memotong kayu, dan lain-lain.

Hari demi hari, bulan demi bulan itu saja yang dilakukannya untuk membiayai hidup dan orang tuanya. Selama beberapa tahun Mashor bekerja di rumah itu membuat Fatimah secara tidak sadar jatuh cinta kepada Mashor, begitu juga sebaliknya. Tetapi karena adat yang menjaga ketat pertemuan antara perawan dengan bujangan membuat hubungan mereka tidak diketahui oleh keluarga.

Mashor sadar percintaan mereka pasti akan ditentang oleh keluarga Fatimah yang memegang adat keluarga. Mereka hanya akan menikahkan anak gadisnya hanya dengan orang yang sederajat dan mempunyai hubungan keluarga bangsawan dan pasti tentu harus pilihan keluarga. Tetapi cinta di hati tidak bisa menolaknya.

Tidak lama kemudian hubungan mereka mulai diketahui orang tua Fatimah. Betapa marahnya orang tua Fatimah mengetahui hal demikian. Mereka memutuskan untuk menjauhkan Mashor dari Fatimah dengan menugaskan Mashor menjaga kebun karet dan ladang keluarga Fatimah di seberang sungai. Kebun karet ini berada jauh dari rumah Fatimah, menujunya hanya bisa dengan perahu jukung karena melewati sungai yang kecil. Mashor di berikan pondok kecil untuk berteduh dan melakukan kegiatan sehari-hari. Setiap hari dia bekerja merawat kebun karet tersebut. Setiap hasil karet hanya orang suruhan keluarga Fatimah saja yang mengambilnya, dia tidak diberikan kesempatan untuk ke rumah sang Majikan. Fatimah mengetahui kabar Mashor hanya dengan meminta keterangan Acil Ijah, pembantu yang sering mengatarkan beras buat Mashor.

Suatu hari ada orang kaya bernama Muhdar yang masih ada hubungan keluarga dengan Fatimah badatang (melamar) ke rumah Fatimah dengan menggunakan satu buah kapal yang sangat besar sesuai dengan derajat kekayaan orang tersebut. Niat Muhdar disambut baik oleh keluarga Fatimah, mereka sepakat untuk mengadakan perkawinan besar-besaran. Hal ini tidak menjadi beban bagi Muhdar karena kakayaannya. Fatimah sangat menentang niat orang tuanya yang menjodohkannya dengan Muhdar karena ia kenal betul perangai Muhdar. Walaupun kaya tetapi dia tidak mempunyai budi pekerti dan ilmu agama sebaik Mashor. Tetapi dia harus menjalankan dua pilihan yang sangat berat; di satu sisi dia mempunyai pilihan dan cinta yang diyakininya membawa kebahagian di dunia dan di akhirat yaitu hidup bersama Mashor, di sisi lain dia harus mengikuti perintah orang tuanya, dia sadar menyakiti hati orang tua adalah perbuatan yang durhaka.

Akhirnya Fatimah pasrah terhadap perjodohan ini. Perjodohan yang dilandasi oleh harta, hubungan keluarga bukan oleh cinta. Mashor yang berada jauh tidak mengetahui perjodohan ini, semua orang yang datang ke gubuk Mashor bekerja selalu menutupinya. Mereka tidak ingin dipecat majikan jika menceritakan hal tersebut. Akhirnya acara pernikahan di mulai, Muhdar datang dengan beberapa kapal besar yang membawa mas kawin atau jujuran. Ada kapal yang membawa isi kamar lengkap, ada kapal yang membawa perhiasan emas dan batu permata, ada kapal yang membawa pakaian wanita yang sangat indah-indah.

Pada malam harinya ketika semua kelelahan, Muhdar dan Fatimah tidur di kamar pengantin. Belum sempat malam pertama itu terjadi ternyata rumah Fatimah terbakar akibat api dapur lupa dimatikan. Muhdar lari keluar dengan segera tanpa memperdulikan Fatimah. Api semakin membesar Fatimah terjebak di dalamnya. Mashor yang belum tidur melihat dari kejauhan warna merah di langit yang menadakan kebakaran. Dia yakin kebakaran itu berada di rumah Fatimah. Tanpa peduli aturan majikannya yang tidak memperbolehkannya mendekati rumah, dia langsung berlari mengambil jukung. Setelah sampai di rumah Fatimah dia diberitahu bahwa Fatimah terjebak di dalamnya.

Dengan kekuatan cintanya Muhdar menerobos api dan menemukan Fatimah pingsan karena terlalu banyak menghirup asap, lalu ia angkat Fatimah melewati api yang besar dengan badannya, melindungi Fatimah dari api dan kayu rumah yang berjatuhan. Setelah dia membawa Fatimah keluar, Mashor disambut Muhdar dengan merebut Fatimah dari pangkuan Mashor. Dengan demikian Mashor akhirnya mengetahui perkawinan tersebut. Belum sempat dia mendapatkan penjelasan, Mashor pingsan karena terlalu banyak luka bakar yang dialaminya. Keluarga Fatimah memerintahkan agar Mashor dirawat kembali di gubuknya tempatnya bekerja dan menginginkan agar peristiwa ini jangan sampai diketahui Fatimah.

Subuh harinya Mashor tidak bisa bertahan, dia meninggal karena luka yang terlalu parah. Setelah sholat dzuhur dia dimakamkan di daerah perkebunan karet tersebut. Untuk mencegah babi hutan kuburannya juga dipagar bambu. Semuanya berada di pemakaman, baik teman-teman Mashor maupun keluarga Fatimah—tetapi Fatimah tidak mengetahui kematian ini. Dia masih lemah di kamar rumah Muhdar. Dia masih bertanya di dalam hati bagaimana dia bisa selamat saat suaminya sendiri meninggalkannya saat kebakaran itu terjadi. Sewaktu malam hari, pertanyaan itu dikeluarkannya pada Acil Ijah yang sejak kecil merawatnya.

Acil Ijah tahu betul perasaan Fatimah kepada Mashor. Karena tidak dapat mendustai tuannya yang sejak kecil dia pelihara tersebut akhirnya dia ceritakan peristiwa kebakaran itu. Fatimah yang sangat rindu Mashor akhirnya menanyakan keberadaan Mashor. Dengan sangat hati-hati Acil Ijah menceritakan kematian Mashor dan memberitahukan letak kuburannya, lalu menangislah Fatimah sejadi-jadinya dan meratap sambil meraung-raung karena hal itu. Setelah semua orang terlelap tidur, jam tiga subuh—tanpa sepengetahuan yang lain—Fatimah keluar rumah. Dia tidak dapat menyimpan perasaan rindu dan dukanya. Tanpa menunggu matahari muncul ia bertekad harus menemukan kuburan Mashor. Dia tidak percaya kekasihnya sudah meninggal jika tidak menemukan kuburannya langsung. Dia pun menyeberangi sungai Martapura dan berjalan menyisir jalan setapak. Dia masih ingat letak kebun karet keluarganya karena ayahnya pernah mengajaknya ke sana sewaktu kecil.

Subuh itu hujan sedang deras tetapi tidak menyurutkan hati Fatimah; di dalam hatinya hanya ada satu nama: Mashor. Setelah tiba di kebun karet keluarganya—Fatimah tidak sadar dan mungkin ilusi muncul karena obsesinya bertemu Mashor—dia melihat Mashor berdiri tersenyum kepadanya di tengah rintikan hujan. Fatimah tanpa pikir panjang langsung berlari, memeluk tubuh kekasihnya, dan melepaskan segala kerinduannya. Fatimah menabrak tubuh lelaki itu hingga terjatuh, tanpa disadari pagar yang terbuat dari bambu yang melindungi kuburan Mashor menusuk Fatimah tepat di dadanya. Darah mengucur dan menetes di atas kubur Mashor dan melumuri nisannya. Fatimah meninggal dengan senyum, yakin ia telah menemukan cintanya.

***

Secara umum, cerita Romeo dan Juliet dengan Nisan Berlumur Darah memiliki persamaan, yaitu cerita cinta yang tak sampai dan berujung pada kematian ke dua belah pihak, tokoh perempuannya sama-sama direncanakan menikah dengan lelaki yang tidak mereka cintai, dan juga latar Nisan Berlumur Darah mengambil latar kehidupan masyarakat Kalimantan Selatan yang dipenuhi dengan nilai-nilai budaya Islam, sedangkan Romeo dan Juliet berlatar kehidupan rakyat Verona, Italia dengan nilai-nilai budaya barat atau Eropa, tetapi mereka tetap mengandung persamaan yaitu kekentalan budaya di latarbelakang ceritanya. Di samping persamaan tersebut, terdapat juga beberapa perbedaan dari kedua cerita tersebut. Diantaranya adalah:

· Romeo dan Juliet berlatarkan di Verona, Italia, sementara Nisan Berlumur Darah berlatarkan di Martapura, Kalimantan Selatan. Sehingga budaya yang tersirat dalam cerita pun pasti berbeda.

·Tokoh utama dalam Romeo dan Juliet bernama seperti judul ceritanya, sedangkan tokoh utama dalam Nisan Berlumur Darah bernama Mashor dan Fatimah.

·Romeo dan Juliet jatuh cinta saat mereka bertemu pada acara ulang tahun Juliet. Sedangkan Mashor dan Fatimah jatuh cinta karena Mashor adalah salah satu pembantu di rumah Fatimah—yang satu sama lain selalu bertemu—dan tumbuhlah rasa cinta mereka berdua karena mereka bertemu setiap harinya.

·Cinta Romeo dengan Juliet dihalangi oleh keluarga mereka yang saling bermusuhan—yaitu keluarga Capulet dan keluarga Montague. Hingga suatu hari, Romeo terlibat suatu peristiwa dengan salah satu keluarga Capulet dan menyebabkan kematian pada keluarga Romeo, yaitu keluarga Montague. Romeo sangat dendam, akhirnya Romeo membunuh keluarga Capulet yang membunuh keluarganya tersebut. Akibatnya, Romeo dihukum dengan hukuman keluar dari Verona untuk selamanya sehingga ia dan Juliet terpisah, lalu Juliet berencana dinikahkan oleh orang tuanya, yaitu dengan Valiant—yang berarti orang gagah—yang berasal dari Paris. Sedangkan Mashor dan Fatimah terhalang cintanya karena keluarga Fatimah begitu memegang adat keluarga, yaitu mereka hanya menikahkan anak gadisnya dengan orang yang sederajat. Fatimah adalah anak orang kaya, jadi dia hanya dinikahkan dengan yang sederajat dengannya atau sama-sama kaya seperti keluarganya. Mashor pun akhirnya ditugaskan untuk menjaga kebun karet dan ladang yang jauh dari rumah Fatimah. Hingga suatu hari, Fatimah dinikahkan dengan lelaki pilihan orang tuanya, yaitu Muhdar. Seorang laki-laki kaya raya namun kikir yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga Fatimah.

·Untuk menghindari pernikahan yang tidak diinginkan, Juliet meminum racun yang bias membuatnya mati suri selama 2 hari. Lalu Romeo pun salah paham dengan Juliet, ia mengira Juliet telah meninggal dengan meminum racun dan Romeo pun ikut bunuh diri. Saat terbangun, Juliet melihat Romeo meninggal, Juliet pun ikut bunuh diri. Sedangkan dalam cerita Nisan Berlumur Darah, Mashor meninggal dunia karena luka bakar yang dideritanya. Mashor terluka karena menolong Fatimah saat rumahnya terbakar. Kabar meninggalnya Mashor tidak diketahui oleh Fatimah, tapi akhirnya Fatimah mengetahui kabar duka tersebut dari pembantunya yang lain. Fatimah sangat terpukul hatinya mengetahui pemuda yang sangat ia cintai dan sayangi telah tiada. Menangislah Fatimah sejadi-jadinya dan meratap sambil meraung-raung karena hal itu. Setelah semua orang terlelap tidur, jam tiga subuh—tanpa sepengetahuan yang lain—Fatimah keluar rumah. Dia tidak dapat menyimpan perasaan rindu dan dukanya. Tanpa menunggu matahari muncul ia bertekad harus menemukan kuburan Mashor. Dia tidak percaya kekasihnya sudah meninggal jika tidak menemukan kuburannya langsung. Dia pun menyeberangi sungai Martapura dan berjalan menyisir jalan setapak. Dia masih ingat letak kebun karet keluarganya karena ayahnya pernah mengajaknya ke sana sewaktu kecil. Subuh itu hujan sedang deras tetapi tidak menyurutkan hati Fatimah; di dalam hatinya hanya ada satu nama: Mashor. Setelah tiba di kebun karet keluarganya—Fatimah tidak sadar dan mungkin ilusi muncul karena obsesinya bertemu Mashor—dia melihat Mashor berdiri tersenyum kepadanya di tengah rintikan hujan. Fatimah tanpa pikir panjang langsung berlari, memeluk tubuh kekasihnya, dan melepaskan segala kerinduannya. Fatimah menabrak tubuh lelaki itu hingga terjatuh, tanpa disadari pagar yang terbuat dari bambu yang melindungi kuburan Mashor menusuk Fatimah tepat di dadanya. Darah mengucur dan menetes di atas kubur Mashor dan melumuri nisannya. Fatimah meninggal dengan senyum, yakin ia telah menemukan cintanya.

---

Diceritakan kembali oleh Nabila Anwar

XI IPS YE, Akademi Siswa Bangsa Internasional (The Sampoerna Academy), Bogor.

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun