Mohon tunggu...
Betari Tyas Maharani
Betari Tyas Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Kata Imam Syafi'i, ilmu itu seperti hewan buruan, sedangkan tulisan adalah tali ikatannya. Maka ikatlah hewan gembalamu dengan tali yang kuat.

http://irumaharani.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

The Industries Future: Tentang Teknologi, hingga "Utak-Atik" Genetik di Masa Depan

9 Agustus 2021   23:35 Diperbarui: 12 Agustus 2021   16:33 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
maharani's book./dokpri

Merebaknya Virus Corona (covid-19) sejak Desember 2019 lalu, tidak hanya memberikan kepedihan lantaran banyaknya manusia yang tutup usia, melainkan juga membuat banyak industri tutup usaha. Beberapa bidang industri seperti restoran, hotel, transportasi mengalami pailit yang menyebabkan 'pemulangan' karyawan besar-besaran. Peristiwa ini kemudian membuat saya berpikir, membayangkan, industri macam apa yang akan bertahan, berkembang -dan pasti dibutuhkan- berkaitan dengan perkembangan di masa yang akan datang.

Alec Ross, dalam buku 'The Industries Futures' memberikan wawasan sedemikian rapinya tentang industri mana saja yang akan bertahan dan musnah di masa depan. "Beradaptasi atau musnah adalah sebuah keniscayaan alam yang tidak bisa ditawar-tawar lagi."

Dalam sebagian besar sejarah kehidupan di bumi, makhluk hidup terus menghadapi perubahan lingkungan melalui seleksi alam. Hanya makhluk hidup yang mampu beradaptasi yang akan bertahan. Kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan menjadi penentu apakah suatu spesies dapat bertahan atau punah.

Buku ini menceritakan bahwa manusia akan memperkenalkan evolusi budaya, yaitu bagaimana kita berubah untuk memenuhi tuntutan perubahan 'lingkungan' seperti spesies terdahulu.

Alec Ross meneliti bidang spesifik yang paling kuat untuk mengubah dunia di masa depan. Sesuai dengan judulnya, The Industries Future mengajak kita 'menerawang' industri-industri apa yang akan besar di masa mendatang. Meski terdengar seperti sebuah ramalan, setiap apa yang dituliskan oleh Alec Ross berdasarkan data dan fakta. Alec Ross menyampaikan berbagai prediksinya berdasarkan data yang ia kumpulkan dari seluruh penjuru dunia, bahkan fenomena Indonesia pun dibahas di sini.

Alec Ross adalah seorang pakar inovasi terkemuka di Amerika Serikat, penulis buku, penasihat dari para investor perusahaan dan elite pemerintahan. Ia telah bepergian ke banyak negara dan belajar tentang perkembangan industri. Dalam buku ini, ia menjelaskan bagaimana negara-negara memposisikan diri dalam ekonomi global.

Buku ini dibagi menjadi delapan bab besar. Lima bab pertama menjelaskan tentang teknologi industri masa depan seperti kedatangan dunia robot, manusia mesin, kodeifikasi uang-pasar-kepercayaan, persenjataan kode, hingga big data. Bab selanjutnya menjelaskan tentang bagaimana geografi pasar dunia di masa depan, hingga pada bab terakhir sebagai penutup, Alec Rosss memberikan kita simpulan seperti apa pekerjaan terpenting di masa depan.

Bagian yang paling saya sukai adalah perihalrobot. Bahasan yang menyambut saya pada bab pertama dengan judul "Kedatangan Dunia Robot".

Di era industrialiasi yang semakin modern, semua kegiatan yang berhubungan dengan manusia telah bertransformasi dengan cepat berkat kemajuan teknologi mesin/ robot.

Kalau sebelumnya kita hanya melihat robot sebatas mainan remot kontrol, kini dunia telah menyulap robot menjadi mesin pembantu rumah tangga yang bisa melakukan (mewakilkan) semua kegiatan manusia. Jadi teringat film 'Alita Battle Angel'. Bisa jadi, bisa saja suatu saat kita benar-benar hidup berdampingan dengan robot. Tapi membayangkannya ngeri juga sih.

Belum lama, saya mendengar berita tentang warga di Kelurahan Bubutan, Surabaya, membuat robot penyemprot disinfektan dari barang bekas. Robot tersebut diberi nama Delta yang diambil dari nama varian virus corona yang tengah 'tren' saat ini. 'Si Delta' ini biasanya dioperasikan untuk menyemprot disinfektan di rumah warga. 

Robot yang dibuat secara otodidak ini bisa dioperasikan dari jarak jauh menggunakan remote serta mampu berjalan hingga radius 100 meter. Keren yah, meski gerak sedang sangat terbatas (secara harfiah), masyarakat tetap mampu terus berinovasi dan berkreasi menciptakan teknologi sebagai penunjang kemudahan aktivitas manusia.

Sebelum bahas lebih lanjut tentang robot, kita bahas sedikit satu negara pembuat manga dan film favorit saya. Ya, Jepang. Negara dengan penduduk berumur paling panjang di muka bumi, dengan populasi usia lanjut terbesar. Banyaknya populasi warga panjang umur tersebut menciptakan kebutuhan pelayanan-perawatan khusus yang tidak dapat terpenuhi sumber daya manusia yang tersedia di sana, sehingga menginspirasi kehadiran Robot perawat.

Robot pelayan dan perawat masa depan kini tengah dikembangkan di pabrik Jepang. Selain robot perawat lansia yang dikembangkan di Jepang, masih banyak contoh pengembangan robot di seluruh penjuru dunia. Di Amerika, Ken Goldberg sedang berupaya untuk mengobati kanker dengan robot yang bisa dimasukkan secara temporer ke dalam tubuh manusia untuk melepaskan radiasi. Robot akan mengeluarkan sinar radio di dalam tubuh yang memancarkan radiasi ke sel-sel kanker secara akurat. Wow!

Namun tidak bisa kita pungkiri, adanya pengembangan teknologi robot ini, membuat penutupan lapangan kerja manusia meningkat 47 persen di Amerika. Sebab saat ini, sopir-sopir taksi pun sudah dapat digantikan oleh mobil nirpengemudi.

Selesai tentang robot, Alec Ross juga membahas bagaimana perkembangan teknologi ini dari sudut pandang ekonomi, geografis, sosiologis, hingga kecerdasan buatan dan bagaimana nantinya kecerdasan buatan tersebut bisa melebur dengan manusia.

Pada bab kedua, buku ini menjelaskan tentang sebuah teknologi dibidang kesehatan bernama Genomik. Genomik adalah suatu bidang kesehatan yang khusus mempelajari genom (gen) pada tubuh manusia untuk memetakan, memindai, mengkodeifikasi rentetan rantai DNA manusia ke dalam bentuk data yang bisa dibaca oleh semua orang.

Kita ambil contoh penyakit kanker. Kanker terbukti disebabkan oleh terjadinya mutasi di salah satu bagian dalam ranti DNA pengidapnya. Sejak ditemukannya fakta tersebut, teknologi ini terus dikembangkan dan akhirnya ditemukanlah cara untuk memindai DNA. Bayangkan jika pengidap kanker bisa melakukan hal ini; Darah pasien dipindai untuk melakukan pemetaan genom, lalu beberapa saat kemudian keluar hasilnya dan dengan data tersebut, diketahui DNA mana yang berpotensi menimbulkan kanker/penyakit lainnya. 

Lalu dengan teknologi yang sudah ada saat, kita mungkin hanya perlu meminum sebutir obat saja untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Tidak perlu lagi kemoterapi ataupun metode penyembuhan kanker lainnya. Ini dimungkinkan karena gambaran pemetaan genomik memungkinkan diagnosa yang lebih tepat sasaran, sehingga resep obat dapat diputuskan dengan lebih pasti. Bukan hal yang tidak mungkin 'kan? Sulit pun tidak. Selama ini kita menyaksikan kemajuan sains yang begitu hebatnya. Dulu, penyakit TBC adalah penyakit yang sangat berbahaya dan menakutkan, hingga pasiennya mesti melaksanakan karantina di sanatorium khusus. 

Namun saat ini, pasien TBC sudah lebih lega karena penanganan dan obat penyembuhannya sudah bisa ditemukan. Hanya dengan rutin meminum obat, bisa sembuh dalam beberapa bulan. Yah, mudah-mudahan kasus covid yang sedang terjadi saat ini pun demikian. Segera ditemukan obat 'konkrit'nya. Hingga tidak bertambah terus korban jiwa.

Berlanjut ke bab ketiga yang berjudul Kode-ifikasi Uang, Pasar, dan Kepercayaan. Saat ini perputaran uang tidak lagi berbentuk koin, kertas atau coretan tinta di cek dan buku rekening, melainkan penampakan digital di layar ponsel melalui internet banking, uang digital seperti Go-Pay, OVO, DANA, Shopeepay, dan sebagainya. Hingga yang entah dimana wujud asli uangnya seperti teknologi Bitcoin dan cryptocurrency lainnya. Tidak dipungkiri, dunia yang semakin terdigitalisasi dalam hal keuangan menyimpan satu risiko besar: Peretasan.

Sebuah fakta yang diungkapkan oleh Alec Ross dalam buku ini, adalah nilai kerugian dari sebuah serangan siber. Alec menyebutkan bahwa potensi kerusakan riil yang diakibatkan oleh serangan siber dalam satu tahun, jika ditotal dari seluruh serangan siber di dunia, dapat mencapai angka US$ 400 Miliar. Kalau dirupiahkan itu jadi berapa ya?

Makanya, kita butuh pasukan / angkatan siber yang bisa mengawasi ini. Di sinilah peluang profesi masa depan yang menurut Alec Ross akan bisa menjadi profesi masa depan paling menjanjikan.

Selanjutnya, tentang Sumber Daya Mahadata. Konsep Mahadata, atau kita lebih familiar dengan istilah international nya adalah Big Data. Alec Ross menyatakan bahwa big data, adalah sumber daya masa depan. Siapa yang paling memiliki banyak data, menang.

Sebelum membahas bab selanjutnya tentang Geografi Masa Depan, kembali lagi saya ceritakan tentang penulis buku ini, Sir Alec Ross, pernah bekerja di bidang teknologi untuk kampanye Barack Obama 2008 dan Penasihat untuk Inovasi Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Ia telah melakukan perjalanan ke 41 negara. Kemudian ia bertemu banyak orang berpengaruh di dunia dan mengamati berbagai perbedaan sikap politik beberapa negara yang mempengaruhi kemajuan industri di negara tersebut.

Alec Ross mengambil sebuah contoh fenomena runtuhnya negara Uni Soviet di era 90-an, sehingga melahirkan negara-negara baru yang harus dengan sigap membenahi diri. Estonia misalnya. Negara ini baru merdeka di tahun 1991. Namun saat ini, masyarakat Estonia menjadi satu komunitas yang paling inovatif di dunia. Perekonomian dan layanan pemerintahan di Estonia telah bergeser menjadi serba digital. Negara pertama yang membolehkan pemungutan suara daring dalam pemilu dan 95% warga Estonia membayar pajak secara online dan prosesnya pun cepat.

Pada bab ini berapa kali Alec Ross pun menyebut negara kita, Indonesia. Ia menyebutkan bahwa jika sebuah negara membatasi potensi penduduk wanitanya, tidak memberdayakan wanita, ia akan tertinggal. "Peluang terbesar untuk menjadi rumah bagi industri masa depan di antara negara-negara ini? Indonesia-lah jawabannya". (Halaman 297)

Lalu darimana simpulan bahwa Indonesia bisa berpeluang besar dalam industri masa depan? Jawabannya adalah; Kesetaraan gender. Inilah yang dikritisi Alec Ross. Di beberapa negara Islam seperti Arab dan Pakistan, perempuan sulit untuk berperan nyata dan mendapat posisi strategis dalam memajukan negara. Indonesia, sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia dengan kekentalan budaya 'timur'nya, ternyata mampu menerapkan Islam yang lebih ramah dan mengayomi. Alec Ross nampak terkesan dengan bagaimana negara kita berkembang tanpa memandang sebelah mata perbedaan gender. Saya menyukai dukungan penuh semangatnya untuk pentingnya perempuan dalam kewirausahaan, teknologi, dan pembangunan bangsa. Saat ini kita sudah melihat, bagaimana generasi muda kreatif sudah memegang peran penting dalam perekonomian. Gojek, Traveloka, Bukalapak, Tokopedia, menjadi bukti start-up unicorn yang dipimpin sosok muda luar biasa.

Di akhir buku, Ross membahas bagaimana mempersiapkan anak-anak untuk memasuki tempat kerja yang akan segera berubah. Pekerjaan Terpenting di Masa Depan. Berbagai kasus contoh diungkapkan pada bab ini dan ia memprediksi bahwa sebagian besar bisnis miliaran dolar di dunia cyber dan big data akan lahir dari kepala generasi muda berusia 20-30 tahunan. Mengingat usianya, wajar jika ia berkata, "Pekerjaan terpenting bagi saya adalah menjadi Ayah". Sebuah ajakan kepada para orang tua agar bisa mempersiapkan anak-anak mereka menghadapi industri-industri masa depan. Ya, dengan Teknologi!

Buku ini menyenangkan sebab mampu membuka luas 'mata' saya, meski sedikit menyusahkan. Bagaimana tidak, robot merawat kita, penemuan genomik menyelamatkan nyawa, peretasan, layanan keuangan dan pemerintahan yang serba digital, dan ide-ide 'ramalan' yang tampak 'tidak untuk tidak mungkin' tersebut, cukup membuat saya bengong beberapa saat membayangkannya.

Memadukan cerita pengalaman dan analisis, Alec Ross benar-benar menjawab pertanyaan tentang bagaimana kita perlu beradaptasi dan melek dengan terobosan teknologi yang sudah dan akan mengubah cara kita hidup. Menulis ini seolah saya sudah hidup lama saja, sebab, meski belum mencapai umur kepala 3 pun, saya merasa sudah sedikit tertinggal dengan perubahan yang terjadi saat ini dibanding anak milenial dibawah saya. Buku ini benar-benar menyadarkan kita bahwa 'masa depan' itu sudah di depan mata kita, di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun