Mohon tunggu...
Betari Tyas Maharani
Betari Tyas Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Kata Imam Syafi'i, ilmu itu seperti hewan buruan, sedangkan tulisan adalah tali ikatannya. Maka ikatlah hewan gembalamu dengan tali yang kuat.

http://irumaharani.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

The Industries Future: Tentang Teknologi, hingga "Utak-Atik" Genetik di Masa Depan

9 Agustus 2021   23:35 Diperbarui: 12 Agustus 2021   16:33 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
maharani's book./dokpri

Robot yang dibuat secara otodidak ini bisa dioperasikan dari jarak jauh menggunakan remote serta mampu berjalan hingga radius 100 meter. Keren yah, meski gerak sedang sangat terbatas (secara harfiah), masyarakat tetap mampu terus berinovasi dan berkreasi menciptakan teknologi sebagai penunjang kemudahan aktivitas manusia.

Sebelum bahas lebih lanjut tentang robot, kita bahas sedikit satu negara pembuat manga dan film favorit saya. Ya, Jepang. Negara dengan penduduk berumur paling panjang di muka bumi, dengan populasi usia lanjut terbesar. Banyaknya populasi warga panjang umur tersebut menciptakan kebutuhan pelayanan-perawatan khusus yang tidak dapat terpenuhi sumber daya manusia yang tersedia di sana, sehingga menginspirasi kehadiran Robot perawat.

Robot pelayan dan perawat masa depan kini tengah dikembangkan di pabrik Jepang. Selain robot perawat lansia yang dikembangkan di Jepang, masih banyak contoh pengembangan robot di seluruh penjuru dunia. Di Amerika, Ken Goldberg sedang berupaya untuk mengobati kanker dengan robot yang bisa dimasukkan secara temporer ke dalam tubuh manusia untuk melepaskan radiasi. Robot akan mengeluarkan sinar radio di dalam tubuh yang memancarkan radiasi ke sel-sel kanker secara akurat. Wow!

Namun tidak bisa kita pungkiri, adanya pengembangan teknologi robot ini, membuat penutupan lapangan kerja manusia meningkat 47 persen di Amerika. Sebab saat ini, sopir-sopir taksi pun sudah dapat digantikan oleh mobil nirpengemudi.

Selesai tentang robot, Alec Ross juga membahas bagaimana perkembangan teknologi ini dari sudut pandang ekonomi, geografis, sosiologis, hingga kecerdasan buatan dan bagaimana nantinya kecerdasan buatan tersebut bisa melebur dengan manusia.

Pada bab kedua, buku ini menjelaskan tentang sebuah teknologi dibidang kesehatan bernama Genomik. Genomik adalah suatu bidang kesehatan yang khusus mempelajari genom (gen) pada tubuh manusia untuk memetakan, memindai, mengkodeifikasi rentetan rantai DNA manusia ke dalam bentuk data yang bisa dibaca oleh semua orang.

Kita ambil contoh penyakit kanker. Kanker terbukti disebabkan oleh terjadinya mutasi di salah satu bagian dalam ranti DNA pengidapnya. Sejak ditemukannya fakta tersebut, teknologi ini terus dikembangkan dan akhirnya ditemukanlah cara untuk memindai DNA. Bayangkan jika pengidap kanker bisa melakukan hal ini; Darah pasien dipindai untuk melakukan pemetaan genom, lalu beberapa saat kemudian keluar hasilnya dan dengan data tersebut, diketahui DNA mana yang berpotensi menimbulkan kanker/penyakit lainnya. 

Lalu dengan teknologi yang sudah ada saat, kita mungkin hanya perlu meminum sebutir obat saja untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Tidak perlu lagi kemoterapi ataupun metode penyembuhan kanker lainnya. Ini dimungkinkan karena gambaran pemetaan genomik memungkinkan diagnosa yang lebih tepat sasaran, sehingga resep obat dapat diputuskan dengan lebih pasti. Bukan hal yang tidak mungkin 'kan? Sulit pun tidak. Selama ini kita menyaksikan kemajuan sains yang begitu hebatnya. Dulu, penyakit TBC adalah penyakit yang sangat berbahaya dan menakutkan, hingga pasiennya mesti melaksanakan karantina di sanatorium khusus. 

Namun saat ini, pasien TBC sudah lebih lega karena penanganan dan obat penyembuhannya sudah bisa ditemukan. Hanya dengan rutin meminum obat, bisa sembuh dalam beberapa bulan. Yah, mudah-mudahan kasus covid yang sedang terjadi saat ini pun demikian. Segera ditemukan obat 'konkrit'nya. Hingga tidak bertambah terus korban jiwa.

Berlanjut ke bab ketiga yang berjudul Kode-ifikasi Uang, Pasar, dan Kepercayaan. Saat ini perputaran uang tidak lagi berbentuk koin, kertas atau coretan tinta di cek dan buku rekening, melainkan penampakan digital di layar ponsel melalui internet banking, uang digital seperti Go-Pay, OVO, DANA, Shopeepay, dan sebagainya. Hingga yang entah dimana wujud asli uangnya seperti teknologi Bitcoin dan cryptocurrency lainnya. Tidak dipungkiri, dunia yang semakin terdigitalisasi dalam hal keuangan menyimpan satu risiko besar: Peretasan.

Sebuah fakta yang diungkapkan oleh Alec Ross dalam buku ini, adalah nilai kerugian dari sebuah serangan siber. Alec menyebutkan bahwa potensi kerusakan riil yang diakibatkan oleh serangan siber dalam satu tahun, jika ditotal dari seluruh serangan siber di dunia, dapat mencapai angka US$ 400 Miliar. Kalau dirupiahkan itu jadi berapa ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun