Mohon tunggu...
Betari Tyas Maharani
Betari Tyas Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Kata Imam Syafi'i, ilmu itu seperti hewan buruan, sedangkan tulisan adalah tali ikatannya. Maka ikatlah hewan gembalamu dengan tali yang kuat.

http://irumaharani.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

The Industries Future: Tentang Teknologi, hingga "Utak-Atik" Genetik di Masa Depan

9 Agustus 2021   23:35 Diperbarui: 12 Agustus 2021   16:33 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
maharani's book./dokpri

Makanya, kita butuh pasukan / angkatan siber yang bisa mengawasi ini. Di sinilah peluang profesi masa depan yang menurut Alec Ross akan bisa menjadi profesi masa depan paling menjanjikan.

Selanjutnya, tentang Sumber Daya Mahadata. Konsep Mahadata, atau kita lebih familiar dengan istilah international nya adalah Big Data. Alec Ross menyatakan bahwa big data, adalah sumber daya masa depan. Siapa yang paling memiliki banyak data, menang.

Sebelum membahas bab selanjutnya tentang Geografi Masa Depan, kembali lagi saya ceritakan tentang penulis buku ini, Sir Alec Ross, pernah bekerja di bidang teknologi untuk kampanye Barack Obama 2008 dan Penasihat untuk Inovasi Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Ia telah melakukan perjalanan ke 41 negara. Kemudian ia bertemu banyak orang berpengaruh di dunia dan mengamati berbagai perbedaan sikap politik beberapa negara yang mempengaruhi kemajuan industri di negara tersebut.

Alec Ross mengambil sebuah contoh fenomena runtuhnya negara Uni Soviet di era 90-an, sehingga melahirkan negara-negara baru yang harus dengan sigap membenahi diri. Estonia misalnya. Negara ini baru merdeka di tahun 1991. Namun saat ini, masyarakat Estonia menjadi satu komunitas yang paling inovatif di dunia. Perekonomian dan layanan pemerintahan di Estonia telah bergeser menjadi serba digital. Negara pertama yang membolehkan pemungutan suara daring dalam pemilu dan 95% warga Estonia membayar pajak secara online dan prosesnya pun cepat.

Pada bab ini berapa kali Alec Ross pun menyebut negara kita, Indonesia. Ia menyebutkan bahwa jika sebuah negara membatasi potensi penduduk wanitanya, tidak memberdayakan wanita, ia akan tertinggal. "Peluang terbesar untuk menjadi rumah bagi industri masa depan di antara negara-negara ini? Indonesia-lah jawabannya". (Halaman 297)

Lalu darimana simpulan bahwa Indonesia bisa berpeluang besar dalam industri masa depan? Jawabannya adalah; Kesetaraan gender. Inilah yang dikritisi Alec Ross. Di beberapa negara Islam seperti Arab dan Pakistan, perempuan sulit untuk berperan nyata dan mendapat posisi strategis dalam memajukan negara. Indonesia, sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia dengan kekentalan budaya 'timur'nya, ternyata mampu menerapkan Islam yang lebih ramah dan mengayomi. Alec Ross nampak terkesan dengan bagaimana negara kita berkembang tanpa memandang sebelah mata perbedaan gender. Saya menyukai dukungan penuh semangatnya untuk pentingnya perempuan dalam kewirausahaan, teknologi, dan pembangunan bangsa. Saat ini kita sudah melihat, bagaimana generasi muda kreatif sudah memegang peran penting dalam perekonomian. Gojek, Traveloka, Bukalapak, Tokopedia, menjadi bukti start-up unicorn yang dipimpin sosok muda luar biasa.

Di akhir buku, Ross membahas bagaimana mempersiapkan anak-anak untuk memasuki tempat kerja yang akan segera berubah. Pekerjaan Terpenting di Masa Depan. Berbagai kasus contoh diungkapkan pada bab ini dan ia memprediksi bahwa sebagian besar bisnis miliaran dolar di dunia cyber dan big data akan lahir dari kepala generasi muda berusia 20-30 tahunan. Mengingat usianya, wajar jika ia berkata, "Pekerjaan terpenting bagi saya adalah menjadi Ayah". Sebuah ajakan kepada para orang tua agar bisa mempersiapkan anak-anak mereka menghadapi industri-industri masa depan. Ya, dengan Teknologi!

Buku ini menyenangkan sebab mampu membuka luas 'mata' saya, meski sedikit menyusahkan. Bagaimana tidak, robot merawat kita, penemuan genomik menyelamatkan nyawa, peretasan, layanan keuangan dan pemerintahan yang serba digital, dan ide-ide 'ramalan' yang tampak 'tidak untuk tidak mungkin' tersebut, cukup membuat saya bengong beberapa saat membayangkannya.

Memadukan cerita pengalaman dan analisis, Alec Ross benar-benar menjawab pertanyaan tentang bagaimana kita perlu beradaptasi dan melek dengan terobosan teknologi yang sudah dan akan mengubah cara kita hidup. Menulis ini seolah saya sudah hidup lama saja, sebab, meski belum mencapai umur kepala 3 pun, saya merasa sudah sedikit tertinggal dengan perubahan yang terjadi saat ini dibanding anak milenial dibawah saya. Buku ini benar-benar menyadarkan kita bahwa 'masa depan' itu sudah di depan mata kita, di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun