Mohon tunggu...
Berthy B Rahawarin
Berthy B Rahawarin Mohon Tunggu... Dosen -

berthy b rahawarin, aktivis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Revolusi Diam Jokowi Menguat di Media Sosial

16 Juli 2013   12:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:28 3110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13739522461585715616

[caption id="attachment_266847" align="alignleft" width="209" caption="The Phenomenon dalam seni kartun (sumber: Relawan)"][/caption]

Nama Joko Widodo masih terus menjadi topik menyita perhatian, trend topic di media sosial. Haus akan figur nasional di tengah sikap acuh-tak-acuh masyarakat yang merasa gersang dengan figur-figur yang ada, Joko Widodo yang disapa akrab Jokowi, makin mendapat tempat yang luas, bukan hanya di kota metropolitan, tetapi dikenal hingga ke desa-desa terpencil dari Sabang hingga Merauke.

Pelbagai grup media sosial berlomba menggunakan Jokowi sebagai trade-mark. Jokowi Presidenku, Jokowi Presiden Kita, Relawan Jokowi for President 2014, Simpatisan Jokowi Capres 2014, dan seterusnya, hanyalah sejumlah Grup yang bertambah anggotanya secara signifikan. Salah satu faktor kemenangan Presiden Barack Obama lewan media sosial Face-Book (FB) seperti sedang berlangsung lebih drastis dalam fenomena Jokowi dan media sosial di Indonesia.

Survei IRC yang menempatkan Jokowi sebagai Capres RI 2014 terpopuler membuat pelbagai hitungan nasional akan terus mengacu pada setiap pernyataan sekecil apa pun yang keluar dari Jokowi Sang Satria Piningit. Tidak tahu kita soal selera baca masyarakat, yang jelas jauh di luar “selera” politisi.

Pelbagai komentar politis ‘elegan’ yang membicarakan prosedural Jokowi menuju kursi 2014, segera mendapat cibiran. Sebutlah politisi PDIP Maruarar Sirait yang masih secara terbatas, menyembunyikan kebelum-sepahamannya tentang Jokowi dalam bursa Capres PDIP di 2014. “Jokowi adalah kader Partai yang baik. Dia bukan kutu loncat. Dia pasti taat pada proses di dalam Partai”, kira-kira demikian yang disampaikan Maruarar.

Jauh sebelumnya, saya secara pribadi khawatir kalau Jokowidodo terpancing masuk dalam bursa Capres 2014. Dalama artikel Kompasiana (20-2-2013) Cemas Jokowi Tergoda Bursa Capres 2014, secara eksplisit sebagai Relawan Jokowi (dan Ahok) untuk Pilkada DKI saya menyatakan kekhawatiran itu.

Namun, suka tidak suka, sadar atau pun tidak, kita semua menyaksikan pelbagai fenomena yang diterima dari tampilnya sosok "Wong Deso" Jokowi makin dalam memikat hati dan pembicaraan ilmiah, analisis intelijen, hingga warung-warung kopi. Saya merasa ikut di persimpangan jalan harus mendukung Jokowi hanya di DKI atau ikut euforia kemenangan Pilgub DKI dan ramai-ramai menghantar Satria Piningit ke bursa Capres 2014.

Masih terlalu pagi Anda dan saya ikut mendorong Jokowi. Tetapi, setiap hari dan jam, kejujuran perjuangan, keteladanan dan kerendahan hati mantan Walikota Solo itu menjadi bagai tsunami politik di bibir, pikiran dan (kiranya) hati rakyat sungguh terjadi tanpa sebuah reka-sosial, Jokowi memang sebuah fenomena atau The Phenomenon. Anda dan saya mungkin telah dan akan terbawa revolusi diam Jokowi dalam blusukan dan kerendahan hatinya. Kontrak sosial dengan Jokowi, yang sesuai Konstitusi dan perundangan, terjamin untuk Indonesia Baru.

Media sosial melakukannya dengan sukarela karena trust akan Jokowi. Sederhana!

*) Penulis, Relawan Jokowi di DKI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun