Mohon tunggu...
Berni Hatim
Berni Hatim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dengan berbuat 1 kebaikan, kamu dapat merasakan beribu kenikmatan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menembus Batas Diri

21 Maret 2024   00:10 Diperbarui: 21 Maret 2024   00:17 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Gempa Cianjur/dokpri

Begitu kagetnya ketika mengetahui banyaknya korban dan titik gempa yang terjadi tidak lah jauh dari rumahku di Cianjur. Tanpa berfikir apapun seketika aku memutuskan pulang ke Cianjur. Betapa sedihnya ketika dirimu mulai memasuki kota Cianjur, bangunan-bangunan yang pagi hari kulihat berdiri kokoh seketika luluh lantak karena dampak bencana alam tersebut. 

Cianjur pada saat itu seketika berubah menjadi seperti kota mati, jalan yang berantakan dengan runtuhan bangunan, matinya infrastruktur kelistrikan dan air bersih, dan banyak orang yang menutup usahanya dan bergegas pergi ke tempat yang lebih aman karena ketakutan adanya bencana gempa susulan.


Dokumentasi Gempa Cianjur/dokpri
Dokumentasi Gempa Cianjur/dokpri

  Selang waktu setalah memastikan keadaan keluar, aku mencoba berkordinasi menggunakan pesawat radio dengan rekan yang sudah lebih awal berada di lokasi longsor yang di sebabkan gempa bumi tersebut. 15.40 saya mendapatkan intruksi untuk menuju ketempat longsor tersbut, karena sangat di butuhkannya tenaga medis tambahan dan tenaga bantuan untuk mendapingi unit ambulance yang membawa korban maupun keluarga korban ke rumah sakit. 

begitu sedihnya ketika melihat banyak korban berjatuhan akibat tertimpa longsoran, dan bahkan teriakan histeris keluarga korban yang melihat kelugarnya sendiri menjadi salah satu korban dari dasyatnya bencana tersebut. Malam itu menjadi malam yang mencekam, kota yang gelap, gemerlap merahnya rotator, dan kerasnya raungan sirine ambulance yang tak kunjung berhenti. 

Gemuruh dan getaran yang tak kunjung henti di area evakuasi menjadi tantangan para SAR untuk mengevakuasi korban. 12.00 kami mendapatkan instruksi dari Basarnas untuk mengevakuasi daerah lain, butuh perjalanan sekitar 2 jam menggunakan sepeda motor untuk menju kelokasi tersebut. 

lamanya perjalanan di sebabkan oleh arus lalu lintas yang begitu padat karena jalan yang kami tempuh memiliki ruas jalan yang kecil dan sangat padat karena jalan tersebut merupakan jalan alternatif dari Cianjur menuju Jakarta. Banyaknya korban yang terbun bangunan, dan sulitnya sulitnya akses untuk menuju runtuhan bangunan satu ke runtuhan bangunan lainnya, menjadi tantangan lebih bagi kami tim SAR. 

Dengan sulitnya akses dan guncangan yang masih berlanjut tidak menyurutkan mental kami untuk terus mencari dan menyelamatkan korban yang masih belum terevakuasi. Pukul 6 pagi aku dan tim memutuskan untuk tarik mundur ke basecamp untuk beristirahat setelah 16 jam melakukan penaganan dan pencarian korban gempa bumi. 1 jam waktu kami tidur namun kenikmatan saat tidur itu begitu kami nikmati, sebelum harus berlangkat kembali untuk melanjutkan misi penyelamatan.

3 hari berlalu dan siklus hidup para SAR masih seperti hari pertama, yaitu kurangnya istirahat dan mendorong tubuh untuk terus berusaha mencari korban-korban yang masih butuh pertolongan. Dan pada malam ke 3 sebagian dari kami termasuk aku merasakan kelelahan hingga harus mendapatkan perawatan medis khusus. Rasa leleh tersebut tak terasa lagi pada hari ke 4, motivasi kami untuk menyelamatkan para korban masih kuat, itulah yang menjadikan kami tidak berhenti terus mencari.

Seminggu berlalu untuk proses pencarian, mendorong diriku untuk meninggalkan rekan-rekanku yang masih gigih untuk mencari dan menyalurkan bantuan kepada korban. Bukan patah motivasi untuk terus membantu, namun tanggung jawab dan kewajibanku di kampus untuk mengikuti UTS harus tetap berjalan.


Sumber Dokumen  instagram.com/official_ieacianjur
Sumber Dokumen  instagram.com/official_ieacianjur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun