Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menyampaikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 ke DPR dengan target pendapatan negara mencapai Rp 3.147,7 triliun dan belanja sebesar Rp 3.786,5 triliun.
 Strategi Ambisius Era Prabowo
RAPBN 2026 mencerminkan strategi ekonomi ambisius pemerintahan baru dengan fokus pada peningkatan pendapatan dan efisiensi belanja. Target pendapatan negara yang ditetapkan naik signifikan dibanding perkiraan tahun sebelumnya, dengan penerimaan pajak menjadi tulang punggung utama.
"Belanja negara dialokasikan Rp 3.786,5 triliun, sedangkan pendapatan negara ditargetkan Rp 3.147,7 triliun," ungkap Prabowo saat menyampaikan pidato di hadapan DPR.
 Defisit Turun, Tantangan Tetap Besar
Rancangan anggaran ini menghasilkan defisit sebesar Rp 638,8 triliun atau setara 2,48% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan perkiraan defisit 2025 yang mencapai 2,78% PDB.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pemerintah akan mengelola pembiayaan defisit secara hati-hati. "Kami akan fokus pada utang dalam negeri dan mengoptimalkan instrumen pembiayaan yang prudent," jelasnya.
Belanja Terpusat untuk Efektivitas
Menariknya, struktur belanja dalam RAPBN 2026 mengalami pergeseran signifikan. Belanja pemerintah pusat akan melonjak 17,8% year-on-year, sementara anggaran transfer ke daerah justru turun 24,8%. Pergeseran ini mengindikasikan strategi belanja yang lebih terpusat untuk memaksimalkan efektivitas program-program prioritas nasional.
Tantangan Pencapaian Target