Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Mawar Berduri

13 Maret 2020   13:52 Diperbarui: 13 Maret 2020   13:50 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telah berulangkali kuingatkan, berhenti bermain-main dengan beraneka mawar, yang sekujur batangnya dipenuhi dengan duri berjajar, yang segera akan menusukmu, setiap kala, tanpa terduga, saat kau lengah sekejap mata.

Sudah kukatakan berulang kali pula, jangan pernah membandingkan bunga satu dengan bunga lainnya. Setiap mereka tercipta dengan keindahan dan aroma yang berbeda. Dengan penggemar yang berbeda pula.

Barusan kau tertusuk lagi, olehnya, mawar merah merona, melambai lembut dengan kelopaknya, menertawaimu yang berhasil dilukainya.

Segera obati lukamu, hersihkan dan tutup dengan perban. Jangan biarkan dia bersuka kegirangan, melihatmu berdarah-darah, tersedu sedan.

Setelah lukamu kering, segeralah kalungkan hatimu hanya pada sekuntum bunga, dan senandungkanlah nada-nada rindu dan cinta padanya belaka, bernasa- masa.

Bilapun sekali waktu, tanpa sengaja, kau jumpa muka dengan mawar merah penggoda, beri dia senyum termanis yang kau punya, buat dia terpana, lalu tinggalkan dan jangan pernah lagi menoleh padanya.

Dia pun harus belajar untuk menghargai para pengagumnya.

______

Jakarta, 13 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun