Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merunduknya Si "Tukang Pisang", Kaesang

3 Juni 2019   08:08 Diperbarui: 3 Juni 2019   08:16 5638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meninggalnya Ibu Ani Yudhoyono menjadikan jagat internet dan tujuan mata netizen tertuju pada proses kembalinya mantan ibu negara dari Presiden ke-6 RI tersebut ke rumahnya, disemayamkan di sana hingga sampai pada saat dimakamkannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata, hari Minggu 2 Juni 2019.

Setelah tiga bulan sebelumnya, ibu dari dua putera Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono , tersebut berjuang melawan kanker darah yang menimpanya. Rupanya Tuhan lebih ingin ia kembali kepadaNya. 

Meninggalkan orang-orang yang telah begitu setia menemani serta perhatian padanya. Tidak saja yang datang langsung ke rumah sakit yang merawatnya, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia yang tak henti mengirim doa. 

Setelah melawan sakit kanker darah yang ganas, Ibu Kristiani Herrawati menghembukan nafas terakhirnya pada Sabtu, 1 Juni 2019 sekitar pukul 11.50 waktu Singapura.

Berita duka itu langsung beredar dan diketahui oleh semua orang yang selama ini selalu berharap ia bisa sembuh. Meski ada penyesalan dan kesedihan harapan mereka pupus, namun pada akhirnya semua sadar bahwa hidup Bu Ani sudah ada yang mengatur. Semua orang yang menyayangi dan perhatian padanya, merelakan kepergian Bu Ani buat selamanya, termasuk para keluarga terdekat.

Setelah berita kematiannya tersebut beredar dan benar adanya, segala persiapan kepulangan Ibu Ani kembali ke tanah air untuk disemayamkan kemudian dimakamkan dilakukan. Sembari menunggu persiapan tersebut, jenazah Bu Ani disholatkan serta disemayamkan di KBRI Singapura. 

Masyarakat yang hendak langsung melayat dan mengirim doa kepada beliau diperkenankan sekaligus juga menyampaikan turut berduka cita kepada keluarga yang ditinggalkan.

Diantara para pelayat yang sempat tertangkap kamera oleh orang yang ada di tempat itu, terlihat seorang anak muda yang rupanya memang sedang berada di Singapura. 

Anak muda yang ternyata datang selain sebagai dirinya sendiri, juga mewakili keluarganya tersebut, menarik perhatian orang-orang yang kebetulan ada di sekitarnya.

sumber: medcom.id
sumber: medcom.id

Dengan dibalut kaos  turtleneck warna biru gelap serta celana jeans, ia terlihat turut mengantri dengan para pelayat lain untuk bisa sampai ke depan jenazah Ibu Ani. 

Tidak ada pengawalan atau perlakuan khusus. Gaya khas anak mudanya pun sebenarnya tidak terlalu mencolok. Pakaiannya wajar dan sopan saja. Bahwa disesuaikan dengan usianya, tetap tidak menampakan kelebihan yang tak perlu.

Sesaat setelah berdoa, dengan sedikit merunduk, ia pun menuju suami dari alm Ibu Ani Yudoyono, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Olah tubuhnya yang menunjukkan rasa santun pada orang yang lebih tua ini mengundang orang untuk memberi komentar, meski mungkin hanya dalam hati, tentang adab anak muda ini. 

Apalagi kemudian Pak SBY langsung menyambutnya tanpa sungkan. Ada kesan kedekatan dan saling kenal diantara mereka. Tubuh anak muda itu pun tidak berubah. Dia bahkan semakin hendak menunjukkan tanda hormat dan santunnya kepada orang yang bisa jadi dianggapnya selayaknya ayah sendiri.

sumber: trendsmap.com
sumber: trendsmap.com

Selesai bersalaman dan menyatakan duka citanya kepada Pak SBY, si anak muda penjual pisang tersebut menuju kedua anak Pak SBY, Agus dan Ibas Yudhoyono. Semula,  mungkin karena dianggap sebagai kakak yang lebih tua, si anak muda itu hendak mencium tangan kedua "kakak"nya tersebut. 

Namun, kedua kakaknya segera memberi pelukan hangat kepada "sang adik", menggantikan ciuman tangan yang hendak dilakukan si pemuda. Suasana pun menjadi lebih dekat dan kian haru.

Dari antara pasang mata yang ternyata memperhatikan kejadian tersebut, ada dua orang aktivis Partai Demokrat yang memberi komentar atas apa yang terjadi. Keduanya adalah Andi Arief dan Rachland Nashidik. Sementara cuitannya bisa dilihat di bawah.

sumber: tangkapan layar/twitter Andi Arief
sumber: tangkapan layar/twitter Andi Arief

sumber: tangkapan layar/twitter Rachlan Nasidik
sumber: tangkapan layar/twitter Rachlan Nasidik

Anak muda yang merunduk tanda santun serta rasa hati terdalamnya tersebut memberi inspirasi baru tentang bagaimana sesungguhnya budaya bangsa dalam rangka menghormati yang lebih tua dan yang sedang dalam kedukaan. 

Tidak peduli kemudian para netizen memberi nyinyiran yang tidak perlu. Anak muda ini, lepas dengan segala gayanya yang mungkin mengganggu bagi sebagian orang, seperti tetap ingin menunjukkan jati dirinya. Jati diri yang pasti ia dapat dari didikan keluarga yang telah mencontohkan sejak ia usia dini.

Orang banyak tidak akan asing dengan anak muda ini.

Dia yang sering dipanggil dengan nama Kaesang. Tanpa ada tambahan "Joko Widodo" di belakang namanya. (anj 19)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun