Warisan yang Tak Pernah Padam
Generasi kini mengenal Suzzanna melalui penayangan ulang atau remake seperti Suzzanna: Bernapas dalam Kubur (2018) yang diperankan Luna Maya. Namun keaslian karisma Suzzanna tetap sulit ditandingi.
Ia membangun horor bukan dengan efek komputer, melainkan melalui gestur tubuh, intonasi suara, dan sorotan mata. Dalam dunia perfilman modern yang dipenuhi teknologi CGI, gaya Suzzanna terasa otentik dan berjiwa.
Lebih dari itu, Suzzanna meninggalkan warisan penting bagi perfilman nasional: bahwa horor lokal, jika digarap dengan ruh budaya, bisa melampaui batas waktu dan bahasa.
Refleksi Akhir: Takut, Tapi Tak Terlupakan
Kisah hidup Suzzanna menunjukkan bahwa sinema dapat menjadi ruang untuk mengisahkan luka dan harapan bangsa. Ia mengajarkan bahwa di balik rasa takut, selalu ada pelajaran tentang kemanusiaan dan keadilan.
Dokumenter The Queen of Black Magic memperlihatkan bahwa warisan budaya tidak selalu berbentuk monumen, tetapi bisa hadir dalam figur seorang aktris yang menghidupkan cerita rakyat dengan nyawa dan keyakinan.
Kini, setiap kali layar menampilkan kabut putih dan sosok berselendang yang melayang perlahan, penonton tahu: Suzzanna belum pergi. Ia hanya berpindah tempat — dari layar ke legenda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI