Milenial Malang
sudahkah dipikir masak-masak sebelum mengatakan kekurangan kami?
siapa kami? Bagaimana kami?
kami hanyalah cermin kemarin
Mengapa harus salahkan kami?
siapa yang membuka gerbang lebar-lebar, sehingga mereka bebas keluar masuk mempengaruhi, bahkan menginjak harga diri.
lihat kami keluar dari generasi mana?
kami tak mengenal permainan tradisional salah siapa?
kami dikatakan tak kenal budaya, salah siapa?
Kami?
mengapa kami yang baru terlahir yang disalahkan?
andai kami boleh memilih kami ingin terlahir sebelum kalian, akan kami robah semua kedikdayaan yang menindas
kami hapus harga-harga selangit
tak kami biarkan gerbang tak berkunci
keserakahan kami bungkus dan tenggelamkan ke dasar samudra
karena kapitalis telah meraja lela, kami tercekik di rumah sendiri.
bernapaspun setengah mati
tuhan memberi semua dengan cuma-cuma, tapi manusia tamak membuat isi dunia menderita
sedang kembali nanti ke kampung keabadian tak akan membawa apa-apa selain amal perbuatan saja.
Bukan begitu ferguso?
Monday, 07 Juli 2019
swarnahati