Kulihat ada sekelompok politisi yang hebat
mulutnya terbuka dan tangannya terlipat
mulut lebar itu terus-terusan berbicara
kepada pohonan Jati yang baru ditanam
Â
Melihat detil yang ada pada pohon muda itu
mulutnya mencaci-maki segala kekurangan
sementara kedua tangannya hanya terlipat
tidak berupaya turut memperbaiki keadaan
Â
Kulihat kelompok politisi lain tak kalah hebatnya
mulut mereka terkunci, tangannya sibuk bekerja
mereka sibuk menanam dan merawat pepohonan
menciptakan kebun-kebun baru untuk partainya
Â
Telinga mereka mendengar suara caci maki itu
dan menganggapnya hanya gonggongan anjing lapar
mereka terus menanam hingga lima tahun lamanya Â
bekerja keras memperbaiki keadaan bagi partainya
Â
Ketika waktu untuk panen raya telah tiba
mulut dan tangan kedua kelompok itu sama sibuknya
saling mengklaim keberhasilan kerja masing-masing
sementara rakyat hanya jadi penonton dan pendengar
Â
Ketika rakyat diminta untuk memilih para wakilnya
memilih satu lalu dianggap bodoh oleh yang lainnya
memilih kedua-duanya dianggap melecehkan hak pilih
tidak memilih kedua-duanya dianggap sebagai apatis!
Â
******
Batam, 2015