Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Tembok Mengelilingi Benteng Kuno

24 September 2015   01:27 Diperbarui: 24 September 2015   01:43 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

aku lahir di pantai ini, rumahku di dalam sebuah benteng

bangunan tua, sebuah benteng kuno peninggalan Belanda

tembok itu sangat tebal berdiri menjulang di hadapanku

aku menatap keangkuhannya dengan bermacam perasaan

 

kadang-kadang aku menganggapnya sebagai penghalang


menghalangi pandanganku menatap lurus jauh ke depan

kadang aku merasa berterima kasih pada kekokohannya

ia melindungiku dari angin kencang dan terjangan badai

 

pada dindingnya yang kusam, berlumut, dan pias warnanya

seakan-akan penuh lukisan keberadaannya melawan waktu

dua ratus tahun lebih berdiri di sana, memagari benteng ini

entah berapa kali tubuhnya telah menahan terjangan ombak

 

entah berapa panjang kisah peperangan yang disaksikannya

entah berapa banyak darah yang pernah tertumpah di kakinya

di sudutnya yang agak menjorok ke bibir pantai terasa angker

sering kudengar sayup-sayup suara seperti rintihan manusia

 

sebuah tembok tebal mengelilingi sebuah benteng yang kuno

menjadi sekat pembatas antara kehidupanku dan dunia luar

tak banyak orang yang tahu apa-apa yang terjadi di dalamnya

dan sebaliknya aku pun tak tahu apa yang terjadi di luar sana

 

ketika aku mulai menjejakkan kakiku coba hidup di dunia luar

kurasakan kebebasan,  semuanya terasa serba membingungkan

tak dapat kupahami apakah hal ini yang dinamakan kemajuan

namun aku harus mengikuti arusnya, agar tak terlindas olehnya

 

Batam, 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun