Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Interview Session (2): Terbang Tinggi, tapi Tetap Menginjak Bumi

13 Juni 2022   09:15 Diperbarui: 16 Juni 2022   11:43 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dalam menciptakan trend, tidak selalu membuat sebuah terobosan baru. Tapi dengan mengadopsi hal yang lama dan menambahkan juga hal yang baru. Adi lalu memberikan studi kasus, tentang trend penggunaan bahasa dalam musik. 

"Kalo dia tampil ikutin trend itu bukan berarti.....sama ya...ikutin trend tetap ada sesuatu....tapi bukan dengan memberikan terobosan baru.....orang dengan bahasa musiknya...bahasa liriknya itu...agak ada semi bahasa inggrisnya....tahu-tahu dia pakai bahasa india....misalnya lagi trend bahasa melayu...yaa ikutin itu...ini simple aja gitu kan ya....masyarakat lagi familiar dengan lirik-lirik seperti itu gitu lho.....atau gaya bahasa anak muda yang gaul gitu....", jelas Adi.

Untuk contoh yang lebih gamblang lagi, Adi memberikan sampel tentang band yang pernah diawakinya dulu dan daerah dimana dulu pemakaian bahasa puitis, cukup menjadi acuan pada jamannya.

"Sekarang contohnya gini...apakah gaya-gaya bahasa jaman anak pegangsaan timur...jaman dulu...karyanya bisa masuk (diterima sekarang) ya susaah....nggak mungkin gitu lhoo...maaf ya misalnya; penggunaan kata nelangsa, (kata yang identik dengan penggunaan bahasa lampau). Itu yang namanya trend gitu lhooo, trend itu siapa yang nyiptain nggak tahulah waktu itu..tapi itu terjadi di geng Pegangsaan selama sepuluh tahun gitu semuaa....dan berhasil saat itu...yaa itu yang namanya trend....

Nah, dari segi bahasa juga beda....kayak yang misalnya Katon waktu itu....dia ngeluarkan juga bukan bahasa yang Pegangsaan, meskipun dia waktu itu puitis...Cuma trend itu sekarang sudah hilang lagi....sehingga orang lebih gamblang bahasanya....itu salah satu contoh trend ya...tapi...bukan berarti harus sama gaya bahasanya....pertanyaan ini seru...kalau mau didiskusikan bisa satu seminar...", tegas Adi menjelaskan dengan antusias.


Menjadi Rekan Generasi Milenial

Seiring dengan berjalannya waktu, Makara band juga akan berkolaborasi dengan kaum muda. Makara sedang mengumpulkan kekuatanya. Sebelum nanti pasar musik Indonesia, siap untuk dijelajahi. "Kita siy rapatkan barisan kita dulu....tapi karena Makara ini posisinya open ya....melihat dari pada perkembangan dan keperluan....bukan nggak mungkin...kalau dilihat di Youtube, saya juga pernah waktu itu share ke Feri...waktu Makara ikut pentas 'Menjilat Matahri'...membawakan karya-karya Yockie Suryoprayogo....tapi antara penyanyinya juga macem-macem ya....mungkin ada penyanyi yang relatif muda, tapi nggak muda juga siy...ada Dira Sugandi....sedapat mungkin kita juga kolaborasi....karena era yang sekarang ini adalah era kolaboratif...karena kita combine energy, resources..bukan nggak mungkin untuk mencari gimmick...atau element of surprises....", jelas Kadri yang masih semangat bermusik ini.

Makara mempunyai caranya sendiri dalam berproses, untuk menghasilkan sebuah karya musik. Mereka tengah mengumpulkan materi untuk karya berikutnya. Workshop adalah salah satu cara mereka untuk mengeksplorasi nada, saling bertukar pendapat dan menciptakan musik signature style dari Makara band.

Single Baru Makara & Tour Musik Virtual

"Kita kemarin sempat membahas juga bahwa...rencana juga akan membahas single baru juga ya....mas ya..cuman belum tahu kapan kita waktunya....karena mungkin kita perlu workshop lagi...kebetulan lagu juga udah ada....kebetulan itu lagu Adhi yang buat....nanti kita workshop aransemen bareng.....jadi itu salah satu juga untuk....menurut saya ke era musik yang sekarang....dengan karakter musik....Makara....", jelas Budhy yang pernah memperkuat sejumlah band tanah air ini.

Melihat pangsa pasar industry musik, sudah tidak ada penghalang lagi / tanpa batasan, Makara berencana untuk menggelar tournya secara virtual, serta memanfaatkan teknologi terbaru seperti NFT (Non Fungible Token). "Dengan spirit Makara...dan ada ide juga liriknya dengan bahasa inggris.....supaya ini sekarang kan akses distribusi...itu udah borderless....orang udah pake digitals tour....semua dari luar negeri juga udah bisa denger......apalagi ada NFT yang juga....tanpa batas.....mungkin suatu challenge baru ya.....", ungkap Kadri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun