Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Interview Session: Tommy Pratomo, Saksofon dan Talenta Tersembunyi

28 Juni 2021   23:46 Diperbarui: 29 Juni 2021   09:42 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Saksofon dikenal sebagai instrumen yang memberikan kesan elegan, classy, dan eksklusif bagi pemainnya. Sebab tidak semua orang bisa memainkan alat music saksofon. Dibutuhkan tenaga ekstra untuk dapat meniup saksofon, dan kepiawaian merangkai not menjadi sebuah nada. Dulu kehadiran saksofon mungkin hanya bisa kita lihat di caf, club music, pub, restoran di hotel berbintang. Tapi seiring dengan perkembangan jaman, saksofon kini bisa lebih mudah dijumpai. Malahan yang memainkan saksofon era sekarang adalah dari kalangan anak muda.

Tommy Pratomo salah satunya. Lelaki yang bercita-cita menjadi chef ini, bercerita tentang  perjumpaan pertamanya dengan alat musik saksofon. "Dulu singkat cerita lagi cabut dari kampus,gue ke Pondok Indah Mall. Dan disana ada launchingnya mobil VW. Bintang tamunya ada Dave Kozz,Tompi,Lea Simanjuntak. Disitu gue ngeliat kayak keren banget ya main saksofon.

Terus pas diatasnya ada toko musik. Toko musiknya jual saksofon,langsung gue iseng masuk gue tanya harganya dan lain-lain. Singkat cerita gue nabung, tengah tahun 2009 pertengahan gue beli saksofon, tapi belum bisa main". Pertemuan Tommy dengan saksofonya, seperti sebuah jalan menuju masa depan, yang tak bisa dielakkan.

"Sebenernya gue milih saksofon, kayak accidenttaly ketemu sama mezzo saksofon ya, padahal gue awal-awal beli saksofon itu, jujur malah nggak jelas. Bukan buat main kepikirannya. Tadinya saksofon gue buat iseng2aja, lucu kali ya kalo bunyi. Tapi ternyata semakin gue mainin, makin bikin penasaran itu alat. Karena ga gampang buat mainin dan bunyiinya. Ya udah kayak gue sama saksofon gue itu saling memilih satu sama lain. Sampai hari inilah, walaupun gue juga main instrument lain. Tapi tidak semendalami saksofon".

Dok.Tomy Pratomo
Dok.Tomy Pratomo
Sebagai mahasiswa, Tommy tetap melanjutkan aktifitasnya. Tak berapa lama, akhirnya ia lulus juga. Pada akhir tahun 2009 ia baru bisa bermain saksofon, dan tahun 2010 adalah masa Tommy menetapkan pilihan hidup. "Akhirnya gue baru bisa main 2009 akhir, pas banget sama skripsi kampus gue. Baru 2010 gue baru menetapkan, pergumulan macem2. Mau kerja di hotel jadi cheff atau mau main music. Akhirnya gue netapin tahun 2010 gue jadi session player", jelas Tommy yang pernah ber-jam session bareng bassist Wanda Omar ini. Sebagai session player, ia mencoba memperluas lingkup pertemanannya, dimulai dari berkumpul bersama dengan teman-temanya. "Awalnya jadi session player, nongkrong dari temen ke temen.

Lama kelamaan dari situ, mulai dikenal sama musisi-musisi Indonesia", ujar Tomy menambahkan. Karena keinginan belajar saksofon yang kuat, Tommypun terus mendalami instrument saksofon. Sampai akhirnya ia dipercaya mengiringi artis papan atas Indonesia. "Gue kan self taught / otodidak. Gue terus belajar cari tahu, belajar lebih dalem lagi. Lambat laun mulai makin fokus, dan Puji Tuhan udah sempet ngiringin beberapa artis juga. Antara lain artisnya; Raisa, Hivii, Rio Febrian, Glenn Fredly, Tompi, Yura, Gugun Blues Shelter, Baraswara, Musikimia, Matherhelow, dsb".

Setelah Tommy menemukan bakat tersembunyinya. Iapun terus berkarya, bersama saksofonya, memperdengarkan nada-nada merdu. Tommy kini sedang disibukkan dengan projek barunya. "Projek terbaru gue, gue lagi mengerjakan sebuah IP berisi tiga lagu. Tiga lagu itu akan gue rilis bulan Juli tanggal 9 2021. Sebenernya udah gue rekam tanggal 28 Desember 2019, EP gue itu judulnya Weekend, berisikan tiga lagu judulnya; Friday, Saturday and Sunday. Kenapa gue milih tema Weekend di EP gue. Projek gue ini gue rekam secara live".

Dok.Tomy Pratomo
Dok.Tomy Pratomo
Tommy merekam lagunya secara live di studio yang ada dibilangan BSD. "Gue rekam live di Soundverse Studio BSD. Produser dari EP (Extended Play) gue ada Gerald Situmorang, lalu drummernya Marcus Steviano, dari Baraswara (produser juga). Terus yang bantuin gue lagi ada Lalu ada Oedi Purba di (bass), lalu ada Andra Karim di Keybord, lalu ada gue sendiri sebagai soloist artisnya", tambah Tomy lagi.

Dirinya sengaja memilih judul albumnya Weekend, bukanlah tanpa sebab. Ia berpendapat kalau weekend merupakan saat dimana, kita bisa menikmati waktu luang. "Gue nemu judul Weekend baru sekitar satu bulan belakangan ini. Kayak tiba-tiba gue lagi jalan mencari tema album yang cocok, apa yaa ini....tajuk albumnya maksudnya. Gue seneng banget siy, nama Weekend. Karena weekend itu saat kita buat jalan2 malam minggu. Dalam artian jalan kaki ya....nikmatin Jakarta, sebatas duduk2 pinggir jalan foto-foto.", jelas Tommy lagi.

Tommy lalu bercerita tentang kesibukan yang biasanya ia lakukan di akhir pekan. "Dulu di akhir pekan gue, jalan kaki disepanjang Sudirman, Thamrin sambil dengerin musik. Sesimpel itu doang, terus naik MRT". Pria ini lalu menjelaskan tentang pendapatnya beberapa hari kebelakang, sebelum weekend. "Menurut gue kalo Friday itu, orang-orang penuh dengan hiruk-pikuk, tanggung jawab yang harus selesai pada akhir minggu, hari sabtu kita menata ulang.

Sabtu itu kita berimajinasi, berangan-angan, menaruh harapan, dihari minggu saatnya kita istirahat. Dihari minggu kita bercengkrama sama orang yang kita sayang, keluarga untuk memulai lagi, mimpi-mimpi yang udah ditata dihari sabtu. Sesimpel itu sih keseharian, manusia". "Kayak gue biasanya weekend keluar kota,manggung sana-sini, ikut festival, hiruk-pikuk. Dari airport ke airport. Tapi gue nikmatin sihh, kalo weekend itu. Gue selalu nganggap weekend gue kayak blessing in disguise-berkah terselubung", pungkas Tommy menjelaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun