Mohon tunggu...
Bella Zoditama
Bella Zoditama Mohon Tunggu... -

Seorang perempuan yang menulis serta membaca. Lulusan Manajemen Bisnis yang tertarik pada bidang kepenulisan, pendidikan, marketing, dan kesenian. Blog personal: bellazoditama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

#PekanASI Mengapa Belajar ASI Penting bagi yang Belum Menikah?

6 Agustus 2016   16:10 Diperbarui: 6 Agustus 2016   22:37 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maaf kalau ada kutipan tersebut salah, maupun saya salah menafsirkannya. Begitulah gebrakannya dalam dunia ibu. 

Cerita ketiga, dari seorang ibu muda yang anaknya sekarang sudah berumur 1 tahun

Dari kedua orang yang sudah diceritakan sebelumnya, teman saya ini adalah orang yang paling siap menjadi seorang ibu. Dalam ceritanya, dia memilih untuk resign dari pekerjaannya dan mengurusi kehamilannya sendiri. Dia pun ikut kelas laktasi dan belajar-belajar tentang seluk-beluk menjadi orangtua.

Dia adalah potret ibu muda masa kini. Di mana tidak mau terjebak dalam pendidikan dan pola asuh di masa lalu. Kemudian mencari tahu dan membuat perubahan sendiri.

"Motherhood instinct memang nyata tapi insting itu nggak semerta-merta bikin kita jadi lihai gendong bayi atau menyusui. Kalau saja dari dulu aku tahu bahwa menjadi ibu itu perlu pengetahuan luas tanpa batas, aku akan belajar banyak sejak dari zaman kuliah. Pengetahuan bagi para ibu itu penting sekali, salah satu manfaatnya adalah mempermudah proses merawat bayi," katanya.

Tulisannya yang lain bisa dibaca di blognya. Saya sendiri sering berdiskusi banyak soal parenting kepadanya. Ya, karena saya begitu penasaran dan hitung-hitung menyiapkan bekal selagi menunggu waktu. 

*

Berdasarkan dari cerita di atas, saya sendiri merasa bahwa rupanya banyak dari kita, terutama perempuan yang nantinya akan menjadi calon ibu belum paham betul tentang menjadi seorang ibu. Ini bukan hanya sekadar motherhood instict saja tapi bagaimana cara menyiapkan bekal yang baik untuk calon buah hati kita kelak. Terlebih terkait masalah ASI.

Padahal, menyusui pun butuh persiapan. Banyak hal yang harus diurus, terlebih ketika seorang perempuan sudah dinyatakan hamil.

Oh, ya, buat yang sedang hamil, ternyata WHO mencanangkan program 7 kontak plus menyusui. Dikutip dari The Urban Mama, begini isinya:

  1. Kontak 1, pada ibu dengan usia kehamilan 28 minggu, di sini akan dibahas mengenai anatomi payudara dan fisiologi menyusui (mekanisme produksi ASI, cara kerja menyusui), keuntungan menyusui, Manfaat ASI vs Dampak susu formula, perawatan payudara selama hamil, seputar Inisiasi Menyusu Dini dan teori mengenai posisi dan perlekatan bayi menyusu (praktiknya akan langsung pada bayi setelah lahir). Urban Mama Papa boleh saja mencatat, untuk dibaca-baca di waktu senggang menjelang kelahiran bayi.
  2. Kontak 2, pada ibu dengan usia kehamilan 36 minggu, di sini refreshpembahasan di kontak pertama dan lebih menekankan mengenai seputar Inisiasi Menyusu Dini (IMD), agar Mama siap dan dari awal diskusikan dengan DSOG mengenai kebutuhan IMD. Selain itu urban Mama Papa juga diberikan informasi mengenai fisiologi pembentukan ASI (laktogenesis 2) di 3 hari pertama pasca kelahiran, perlunya rawat gabung jika Mama dan bayi stabil. IMD dan rawat gabung merupakan salah satu kunci keberhasilan menyusui.
  3. Kontak 3, pada saat persalinan di ruang bersalin saat dilakukan Inisiasi Menyusu Dini. IMD adalah proses menyusu dimulai segera oleh bayi ketika lahir (syarat bayi bugar setelah dinilai oleh DSA dan ibu stabil), bayi ditaruh di dada atau perut ibu dengan posisi tengkurap, minimal selama 1 jam, tidak diinterupsi. Di sini tenaga kesehatan cukup memantau, tidak perlu mengarahkan bayi ke puting, biarkan bayi yang mencari sendiri (prinsip IMD, proses menyusu dimulai segera bukan keberhasilan menemukan puting). Ini momen sangat berharga antara bayi-ibu dan ayah yang tidak akan terlupakan seumur hidup. Setelah IMD, pentingnya rawat gabung dan bedding in. Bedding inartinya ibu dan bayi 1 tempat tidur, bayi tidak tidur di tempat tidur bayi. Dimulai rangsangan skin to skin contact untuk menstimulasi bonding antara ibu dan bayi, ini penting untuk keluarnya kolostrum di hari-hari awal pasca melahirkan.
  4. Kontak 4, pada saat hari-hari awal pasca melahirkan, ibu masih dirawat di RS atau RB. Di sini konselor menyusui akan visit ibu untuk membimbing cara memosisikan bayi dan membantu bayi menyusu dengan perlekatan yang baik, diberikan informasi mengenai perkembangan BB bayi ASI eksklusif, keuntungan rawat gabung dan skin to skin contact, gizi ibu menyusui, dan tentang pembentukan ASI tahap 2 (laktogenesis 2) yang akan baik dirangsang sesuai frekuensi bayi menyusu, bonding dan kapasitas lambung bayi, sehingga tidak perlu diberikan cairan tambahan lain.
  5. Kontak 5, saat ibu dan bayi sudah keluar dari RS yaitu pada Hari ke-7 pasca persalinan, di sini akan dibahas masalah-masalah menyusui yang mungkin sudah muncul dan dicari solusinya untuk itu. Urban Mama dapat menanyakan informasi apapun yang dikiranya kurang jelas kepada konselor seperti misalnya manajemen ASI Perah.
  6. Kontak 6, saat hari ke-14 pasca bersalin, dari permasalahan atau kendala yang sudah ada pada kontak sebelumnya dan sudah diberikan solusi akan dipantau pada kontak ini.
  7. Kontak 7, saat hari ke-40 pasca bersalin, di sini dapat diberikan informasi mengenai manajemen ASI perah untuk persiapan ibu bekerja, 1 bulan sebelumnya sudah mempersiapkan “menabung” ASI Perah untuk keperluan bayi nanti.
  8. Kontak plus, diluar waktu-waktu khusus tadi apabila ditemukan masalah dan urban Mama ingin konsultasi segera dengan konselor.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun