Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Pendidik, Penulis, dan Penggerak Literasi

Guru, penulis dan penggerak literasi yang percaya menulis adalah jejak sejarah diri sekaligus warisan nilai bagi generasi muda.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Game di Kelas: Kreatif atau Sekadar Tren Sesaat?

23 September 2025   12:35 Diperbarui: 23 September 2025   12:35 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kelas saat siswa antusias mengikuti game edukasi digital. Sumber: Dokpri - Gen AI

"Bu, hari ini main Quizizz lagi, kan?"

Pertanyaan riang itu keluar dari seorang siswa ketika guru memasuki kelas. Suasana langsung pecah. Beberapa murid bersorak, seolah pelajaran akan lebih ringan hari itu. Namun, di sudut ruangan, ada yang biasa saja, bahkan tampak tak peduli.

Momen sederhana itu membuat saya berpikir: apakah game benar-benar membuat belajar lebih bermakna, atau sekadar hiburan sementara?

Fenomena Game Edukasi di Sekolah

Beberapa tahun terakhir, ruang kelas di Indonesia diramaikan oleh berbagai platform game pembelajaran. Kahoot, Quizizz, Wordwall, hingga Gimkit menjadi pilihan populer. Guru-guru, terutama yang aktif di komunitas digital, sering menjadikannya simbol inovasi.

Kebijakan Merdeka Belajar juga mendorong perubahan ini. Guru diminta lebih kreatif, berani mencoba cara baru, dan dekat dengan dunia anak. Tak sedikit sekolah bahkan menggelar pelatihan khusus untuk mengintegrasikan game ke dalam strategi belajar.

Data juga menunjukkan tren serupa. Laporan UNESCO (2023) menyebut lebih dari 70% guru di Asia Tenggara pernah menggunakan game edukasi. Indonesia tercatat sebagai salah satu yang paling pesat pertumbuhannya. Survei Kemendikbudristek tahun 2022 memperkuat fakta ini: 65% guru SMP rutin memakai game interaktif di kelas.

Angka tersebut tampak meyakinkan. Namun, apakah peningkatan penggunaan otomatis sejalan dengan peningkatan kualitas belajar?

Kelebihan Game dalam Pembelajaran

Tidak bisa dipungkiri, game memberi warna segar dalam kelas. Saat murid mulai jenuh mendengarkan ceramah panjang, permainan mampu mencairkan suasana.

Saya pernah mencoba beberapa platform, salah satunya Wordwall untuk mengulang materi Bahasa Indonesia tentang Puisi Rakyat. Hasilnya cukup mengejutkan. Siswa yang biasanya pasif justru berebut menjawab. Suasana kelas hidup. Ada tawa, ada sorak, dan materi terasa lebih mudah dipahami.

Game juga membantu guru mengevaluasi dengan cepat. Skor langsung muncul, memudahkan pemetaan kemampuan siswa. Guru bisa segera melihat siapa yang sudah paham dan siapa yang masih perlu bimbingan tambahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun