"Kenapa anak laki-laki di sekolah wajib berambut pendek, sementara anak perempuan harus mengikat rambutnya?"
Pertanyaan sederhana ini kerap muncul dari siswa yang mulai kritis. Di mata sebagian orang, aturan rambut tampak kaku dan usang. Namun, di baliknya ada cerita tentang disiplin, kesehatan, dan penghargaan terhadap diri yang sering terlupakan.Â
Bukan Sekadar Rambut
Rambut memang hanya sehelai-serabut, tetapi cara kita merawatnya berbicara banyak. Sekolah menjadikannya simbol kesiapan belajar. Rambut rapi mencerminkan keteraturan, bukan hanya di kepala, tapi juga dalam sikap.
Anak laki-laki diminta menjaga rambut tetap pendek agar tampil bersih dan praktis. Anak perempuan diwajibkan mengikat rambut agar tidak mengganggu aktivitas. Sekilas sederhana, namun aturan ini sebenarnya mengajarkan: kehadiran di ruang belajar mencerminkan kesiapan untuk fokus.
Disiplin yang Dibentuk dari Hal Kecil
Mengikat rambut atau memangkasnya bukan semata soal estetika. Ia adalah latihan disiplin.
Disiplin lahir dari kebiasaan sederhana: bangun pagi, memakai seragam rapi, menyisir rambut dengan benar.
Bagi siswa, aturan ini melatih konsistensi. Mereka belajar bahwa ada standar bersama yang perlu dihormati. Sama seperti tata tertib lalu lintas di jalan raya, tata tertib di sekolah membentuk kesadaran bahwa kita hidup bersama orang lain.
Soal Kesehatan, Bukan Gaya
Rambut panjang yang tidak terawat mudah menjadi sarang kotoran dan kutu. Di usia sekolah, kesehatan kulit kepala sering diabaikan. Aturan rambut hadir untuk menjaga kebersihan kolektif.
Bayangkan satu kelas dengan 30 siswa. Bila satu anak tak merawat rambutnya, potensi penularan penyakit kulit bisa cepat menyebar. Maka, aturan rambut bukan semata perkara gaya, melainkan bagian dari budaya sehat yang ingin dibangun sekolah.
Menghargai Diri, Menghormati Orang Lain
Aturan rambut sebenarnya mengandung makna penghargaan terhadap diri. Siswa yang rapi akan lebih percaya diri. Rambut bersih dan tertata memberi rasa nyaman, baik bagi pemiliknya maupun orang di sekitarnya.
Menghormati aturan bukan berarti kehilangan kebebasan. Justru di sanalah siswa belajar: kebebasan selalu berdampingan dengan tanggung jawab. Kebebasan merawat rambut tetap bisa berjalan, selama tidak mengabaikan kesepakatan bersama.