Mohon tunggu...
Bernadeta Berlian P
Bernadeta Berlian P Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UAJY 2018

just let me gracefully pass this semester

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal Yellow Jurnalism, Surat Kabar yang Seringkali Melewati Batas Kepatutan

25 Oktober 2020   16:00 Diperbarui: 25 Oktober 2020   16:07 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arti kata logika sendiri merupakan sebuah penalaran untuk mendukung argumen. Logika bukan menjadi satu-satunya cara untuk memutuskan sebuah keputusan, namun dengan menggunakan logika maka seseorang mampu membedakan mana yang benar dan salah (Copi, Cohen, & McMahon, 2014). Begitu pula seseorang dalam memahami isi sebuah berita, dalam hal ini yang menjadi topik yakni logika seorang pembaca dalam memahami isi berita dari Yellow Journalism.

(sumber: takaitu.id)
(sumber: takaitu.id)

(sumber: www.hipwee.com)
(sumber: www.hipwee.com)

Memahami dua contoh bentuk Yellow Journalism di media Indonesia, mungkin akan menimbulkan bermacam persepsi di benak pembaca. Latar belakang pembaca juga mempengaruhi seperti apa topik-topik berita di atas dipahami. 

Konsumen berita yang multitasking dan logika multimedia yang lekat pada kompetensi budaya para pembaca yang mengutamakan kebahagiaan dalam mengkonsumsi berita yang ditawarkan oleh media menjadikan logika multimedia yang ada dalam diri seseorang jarang digunakan. Padahal wartawan Yellow Journalism dalam mengunggah beritanya tidak memperdulikan kode etik jurnalistik yang ada, yang artinya adalah tidak ada penyaringan sebelumnya. 

Pentingnya menggunakan logika berpikir dalam memahami isi berita Yellow Journalism karena logika berperan sebagai penopang pencapaian pemahaman pada sebuah isi berita yang dibaca. Apabila pembaca Yellow Journalim menggunakan logika berpikirnya dengan benar, maka ia juga bisa menarik kesimpulan yang benar dari pemberitaan Yellow Journalism seperti pada portal berita online Hipwee atau Takaitu.id. 

Perbedaan Yellow Journalism pada Common Era dan pada Digital Era

Bentuk Yellow Journalism pada common era yang berkembang di New York masih lebih banyak mengangkat topik-topik kekerasan, politik atau perang. Latar belakang pemilihan topik tersebut karena pada common era masih ramai terjadi perang antara Amerika Serikat dan Spanyol, sehingga topik-topik yang dipilih adalah topik yang mampu menarik pembaca untuk membaca isi berita.

Sedangkan pada digital era saat ini, topik yang lebih banyak ditampilkan adalah seputar seksualitas, tips dan trik yang out of the box dan juga kriminalitas yang pertama kali muncul pada Harian Pos Kota. 

Judul-judul tak biasa juga diletakkan pada halaman depan agar menarik minat baca khalayak, misalnya judul yang ditulis oleh wartawan Serambinews.com yakni “Istri Umbar Aib Tak Puas Kelamin Suami Terlalu Kecil, Suaminya Marah dan Laporkan Istri ke Polisi”.

(sumber: aceh.tribunnews.com)
(sumber: aceh.tribunnews.com)

Pemilihan foto untuk dipasang pada halaman depan portal berita online Serambinews.com ini juga masih mengandung unsur seksualitas yang dapat menarik minat pembaca untuk sekedar menilik atau membaca isi berita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun