" Makasih banyak ya, Chellie. "
Momen merayakan ulang tahun Gaydmark berakhir sampai disini.
  Aku, Chellie, sering dibilang anak penyakitan oleh kedua orang tuaku. Aku sempat di larikan ke salah satu rumah sakit yang ada di Sendawar. Dokter mengatakan bahwa aku harus segera di operasi sebelum penyakit tersebut semakin parah.Â
Semenjak itu, aku selalu takut akan kehilangan seseorang dari hidupku. Aku merasa takut karena aku sering sakit, orang-orang akan meninggalkanku.
  Aku menjalani hari-hari dengan pikiran yang berantakan.Â
Pada pagi ini, aku merasa tidak enak badan, tetapi aku tetap memaksakan diri untuk tetap masuk ke sekolah. Selama di sekolah, aku hanya terbaring lemas menahan pusing dan rasa mual. Tepat pada pukul 14.15 bell pulang sekolah berbunyi dan aku bergegas untuk pulang ke rumah karena suhu badanku semakin tinggi.Â
Sesampainya dirumah, aku langsung pergi mandi agar bisa cepat beristirahat. Hari sudah menjelang malam, aku baru saja bangun dari tidurku dan langsung meraih ponselku. Betapa terkejutnya aku melihat notif di ponselku yang dimana notif tersebut merupakan notif dari pacarku, Gaydmark.
   " Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, kita putus ya. "
Aku terdiam dan berusaha meyakinkan diri bahwa ini hanya mimpi, mungkin pengaruh dari demamku yang tinggi. Tetapi, ternyata aku benar tidak bermimpi. Gaydmark serius untuk mengakhiri hubungan denganku.
   " Kenapa harus putus? aku gamau putus sama kamu. Aku ada salah apa? maafin aku kalau aku ada salah sama kamu " ucap ku kepada Gaydmark
  " Gabisa, kita harus putus. Aku gabisa paksa buat bertahan sama kamu. " kata Gaydmark