Apakah kamu belum menjadi peserta BPJS Kesehatan?
Kenapa harus saya tanyakan terlebih dahulu? Sebab bila kamu sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan, mungkin isi artikel ini kurang bermanfaat. Akan tetapi, saya harap kamu tetap membaca hingga ujung tulisan ya.
Mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS Kesehatan adalah sebuah langkah antisipasi mempersiapkan masa depan dalam bidang kesehatan. Manusia semakin menua bukan semakin kuat, perkasa, bahkan segar bugar. Manusia, diri kita, tidak akan seperti saat ini di masa mendatang. Ada kalanya, kita lemah, loyo, bahkan sakit-sakitan.
Harapannya, kita semua masih diberikan kesehatan hingga akhir hayat. Paling tidak, terbebas dari penyakit hingga tutup usia.
Keberadaan BPJS Kesehatan sebagai badan atau lembaga yang secara tidak langsung, menjadi lembaga asuransi kesehatan bagi setiap orang yang menjadi peserta BPJS Kesehatan. Kita berkewajiban membayarkan iuran kepada BPJS Kesehatan dan dana yang telah dikumpulkan dapat memberikan kita keringanan biaya dalam mengobati penyakit yang menimpa diri kita di kemudian hari.
Tapi, saya doakan, kita semua terbebas dari segala macam penyakit, diri kita segar bugar hingga ujung usia.
Baiklah, tulisan ini cukup bertele-tele rasanya. Hingga paragraf ini belum sepatah kata pun merujuk kepada pertimbangan sebelum melakukan pendaftaran diri menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Pertama, ubah pola pikir kita.
Kenapa? Mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan bukan berarti kita sakit-sakitan, melainkan usaha mengamankan masa depan agar punya pegangan ketika diri kita jatuh sakit. Dan kita dapat mengklaim asuransi kesehatan guna membiayai segala pengobatan penyakit yang menyerang diri kita.
Kadang ada sebagian dari kita yang enggan daftar jadi peserta BPJS Kesehatan karena gak ada fungsinya. Bayar iuran tiap bulan tanpa henti, tapi kita gak dapat apa-apa. Ini salah satu pikiran cetek, sebab tidak berpikir jauh ke depan akan penuaan yang bakal kita alami dalam siklus kehidupan.Â
Maka dari itu, ketika kita mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS Kesehatan, anggaplah diri kita sedang menjadi donatur kesehatan. Dengan ikhlas menyumbang beberapa nominal uang tiap bulan guna kebaikan orang-orang yang membutuhkan.
Jadi, nilai guna daripada kepesertaan BPJS Kesehatan tidak dapat dirasakan secara langsung, dan kita berharap gak perlu merasakan manfaat dari kepesertaan BPJS Kesehatan (sehat segar bugar selalu).
Kedua, sesuaikan dengan kemampuan finansial.
Setelah menjadi peserta BPJS Kesehatan, kita memiliki kewajiban membayarkan sejumlah uang guna membayar premi kesehatan. Ini ditentukan dari jenis kelas yang kita pilih dalam kepesertaan BPJS Kesehatan.
Apabila diri kita, keluarga kita, bukanlah keluarga yang beruang (memiliki penghasilan di atas sepuluh juta per bulan), maka ambillah kelas kepesertaan yang menengah atau sedang.Â
Jangan jadikan alasan menjadi peserta BPJS Kesehatan malah mengorbankan pengeluaran untuk memenuhi angka kecukupan gizi anggota keluarga. Misal, yang biasanya makan nasi paket komplit lauk ikan diubah hanya dengan makan ubi.
Sehingga secara tidak kasat mata, kita telah menjadi seorang yang dermawan dengan ketulusan dan kemurahan hati dalam menjalankan kewajiban membayar premi asuransi kesehatan BPJS Kesehatan.
Jadi, sudah menolong orang lain hari ini?
Bayu Samudra