Mohon tunggu...
Baskoro GiliYuwono
Baskoro GiliYuwono Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

"Rerum Cognoscere Causas" - LSE

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Edukasi terkait Digital Marketing untuk Memberdayakan UMKM di Masa Pandemi

8 September 2021   00:40 Diperbarui: 8 September 2021   00:50 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi yang terjadi pada akhir tahun 2019 di China dan awal tahun 2020 di Indonesia telah menciptakan keresahan di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah dengan segera menindaklanjuti kondisi ekstraordinary ini dengan berbagai kebijakan. 

Salah satu kebijakan andalannya adalah pembatasan sosial di masyarakat. Hal ini ditujukan untuk menekan angka penyebaran virus sehingga pada gilirannya mengembalikan kondisi masyarakat sama seperti sedia kala.

Namun kebijakan ini bagai pedang bermata dua, dimana pada satu sisi mengurangi angka penyebaran virus dan angka kematian. Kemudian pada sisi yang lain kebijakan ini justru berdampak pada perekonomian secara keseluruhan. 

Pembatasan sosial secara besar dan berkala menghalangi demand dan supply (pasar) untuk bertemu, sehingga produksi tidak terjual dan konsumsi tidak berjalan. Kebijakan kedua yang dikeluarkan kemudian adalah pemberian bantuan sosial kepada masyarakat, yang naasnya tidak tersalurkan dengan baik.

Jalan keluar terakhir adalah dengan berdiri di atas kaki sendiri yaitu dengan digitalisasi. Proses digitalisasi sebenarnya sudah berjalan sebelum adanya pandemi. Namun perlu ditekankan bahwa pandemi selama ini telah mengakselerasi proses digitalisasi dengan lebih cepat. 

Kegiatan pemasaran secara digital merupakan alternatif bagi masyarakat untuk tetap bertahan dalam menjalankan bisnisnya saat ini. Utamanya bagi UMKM yang baru merintis, digitalisasi pemasaran adalah hal yang wajib dilakukan mengingat keterbatasan aktivitas publik. Salah satu manfaat pemasaran secara digital bagi UMKM adalah agar mereka dapat mencapai konsumen meskipun tidak bertemu secara langsung.

Dokpri
Dokpri

Pandemi Covid-19 bukan menjadi halangan bagi UMKM Gomawo untuk berhenti menjalankan usahanya. Jika dilihat dari segi positif, pandemi justru menjadi tantangan sekaligus peluang untuk menyediakan layanan terbaik bagi konsumen. 

Untuk memberdayakan UMKM yang kuat dan sustainable, saya merancang tiga fondasi yang harus dimiliki Gomawo sebagai penahan sekaligus pendorong usahanya. 

Fondasi pertama terletak pada kegiatan produksinya yaitu terkait efisiensi produksi. Masalah yang dihadapi gomawo dalam melakukan produksi adalah biaya penyediaan bahan baku yang tidak murah dan menghabiskan waktu. Oleh karena itu, perlu adanya suplier baru yang dapat dijangkau dengan mudah tanpa perlu mengeluarkan biaya yang besar.

Fondasi kedua adalah kegiatan pemasaran secara digital. Fondasi ini merupakan faktor yang sangat krusial yang pada akhirnya dapat menentukan sustainabilitas usaha. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan oleh UMKM sebagai dasar dan langkah awal untuk menerapkan digital marketing. 

Tahapan ini berupa aware, engange, subscribe, convert, excite, ascend, advocate, dan promote yang biasa disebut dengan Customer Value Journey. Tugas seorang marketer di sini adalah menggerakkan konsumen dari tahap aware sampai promote dengan mulus. Tahapan ini harus dilalui secara berurutan dan dengan benar supaya tidak kehilangan prospek potensial di tengah perjalanan. 

Selain dari tahapan-tahapan pemasaran di atas, mitra UMKM juga diberikan pelatihan desain grafis agar produk yang ditampilkan di media sosial dapat mencuri atensi dari masyarakat.

Fondasi terakhir yang tidak kalah penting dari kedua fondasi sebelumnya adalah pencatatan keuangan. Sering kita lihat bahwa pencatatan keuangan di UMKM masih menggunakan cara tradisional atau manual. Biasanya pencatatannya dilakukan di atas kertas dan dihitung dengan kalkulator. 

Proses pencatatan ini memakan waktu lama dan mengurangi tingkat akuransinya sebagai akibat dari adanya human error. Dengan mempertimbangkan kelemahan dari pencatatan tradisional, maka seyogyanya diperlukan transformasi pencatatan keuangan secara digital.

Saat ini sudah banyak aplikasi yang tersedia di google playstore dan dapat dimanfaatkan untuk mencatat keuangan secara digital. Di dalam aplikasi tersebut tersedia banyak fitur yang tentunya memudahkan seorang pengusaha untuk melakukan pencatatan transaksi. Maka dari itu, daripada membuat aplikasi baru untuk produsen, akan lebih baik menggunakan platform yang sudah ada. 

Dengan adanya pencatatan keuangan yang terstruktur dan rapi, maka UMKM akan lebih mudah dalam memutuskan kebijakan untuk usahanya termasuk dalam hal marketing.

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, UMKM Gomawo dapat menjalankan usahanya dengan baik dan sustain. Kemudian dalam jangka panjang dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas kepada masyarakat. Untuk mengetahui kegiatan KKN BTV III UNEJ 2021 lebih lanjut dapat diakses melalui sd.unej.ac.id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun