Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Hampir menjadi mahasiswa abadi di jurusan Matematika Universitas Negeri Makassar, lalu menjadi abdi negara. Saat ini sedang menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, beasiswa Pusbindiklatren Bappenas. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Kunjungi saya di www.basareng.com. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Fokus Jaga Daya Beli

6 Agustus 2022   08:14 Diperbarui: 6 Agustus 2022   08:23 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tentu saja pemerintah tidak ingin seperti Srilangka yang baru saja mengalami resesi ekonomi. Survei Bloomberg menempatkan Srilanka sebagai negara teratas berpotensi terdampak resesi pada 2022, diikuti Selandia Baru dan Korea Selatan.

Tingkat inflasi nasional tercatat mengalami tren kenaikan. Inflasi bulan Juli mencapai 0,64 persen, inflasi tahun kalender 3,85 persen, dan inflasi tahun ke tahun mencapai 4,94 persen (Juli 2022 terhadap Juli 2021). Kenaikan inflasi turut dipengaruhi oleh komponen inti, yakni komponen yang harganya diatur oleh pemerintah. Kenaikan bahan bakar minyak(BBM) dan isu akan kenaikan harga dalam waktu dekat juga sangat memengaruhi tingkat inflasi.

Tingginya inflasi khususnya pada kelompok makanan dan minuman ini dapat menggerus daya beli masyarakat. Penurunan daya beli dikhawatirkan akan menambah jumlah penduduk miskin. Apalagi pandemi belum berakhir dan ketidakpastian perekonomian global yang terancam kembali resesi.

Pemerintah melalui Bank Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan guna menjaga daya beli  masyarakat. Diantaranya dengan meningkatkan belanja subsidi energi dan bantuan sosial pada kuartal kedua tahun 2022 masing-masing sebesar 11,34 persen dan 56,17 persen. Selain itu, ditengah upaya Bank sentral Amerika yang menaikkan suku bunga acuan, Bank Indonesia tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan. Pemerintah juga memberikan insentif pajak dalam rangka mendorong produktivitas dunia usaha.

Menjaga daya beli memang bukan tugas yang mudah, terlebih bagi mereka yang berada di bawah garis kemiskinan. Kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras dapat membuat kondisi kemiskinan lebih buruk.

Untuk itu, instruksi Presiden Joko Widodo dalam rangka penanggulangan kemiskinan ekstrem harus terus dilakukan. Upaya pemerintah menjaga daya beli penduduk miskin dengan meringankan beban pengeluaran melalui pemberian berbagai jenis bantuan cukup baik. Namun, menjaga keakuratan data penduduk penerima bantuan sosial tidak kalah pentingnya.

Jangan sampai anggaran triliunan rupiah salah sasaran. Apalagi jika dikorupsi oleh para elit demi kepentingan pribadi dan golongan mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun