Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB, Peneliti, Penulis, Senang belajar https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Happy Ramadhan 34: Peningkatan Daya Beli Masyarakat selama Bulan Suci, Faktor, dan Strategi

26 Maret 2024   05:57 Diperbarui: 26 Maret 2024   12:11 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bulan Ramadhan, selain menjadi bulan suci umat Islam yang penuh berkah, juga seringkali diidentifikasi sebagai periode di mana terjadi peningkatan daya beli masyarakat. Fenomena ini menarik perhatian tidak hanya dari sudut pandang keagamaan, tetapi juga dari perspektif ekonomi. Di balik gejolak pasar selama Ramadhan, terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi pola konsumsi masyarakat. Disini akan dibahas beberapa faktor yang berkontribusi pada peningkatan daya beli masyarakat selama bulan suci ini, dengan menggunakan pendekatan ekonomi.

Salah satu faktor utama yang memengaruhi peningkatan daya beli masyarakat selama Ramadhan adalah tradisi perayaan dan ritual keagamaan. Selama bulan ini, umat Islam beribadah dengan lebih intens, termasuk melalui puasa dan peningkatan aktivitas keagamaan lainnya. Seiring dengan meningkatnya spiritualitas, terjadi pula peningkatan keinginan untuk berbagi rezeki dengan orang-orang yang membutuhkan, seperti keluarga, tetangga, dan kaum duafa. Fenomena ini dapat memicu peningkatan belanja konsumtif, baik untuk mempersiapkan sajian berbuka puasa maupun untuk membeli kebutuhan lainnya.

Selain itu, kegiatan sosial dan budaya yang terkait dengan Ramadhan juga berperan dalam meningkatkan daya beli masyarakat. Bazaar Ramadhan yang diadakan di berbagai tempat menjadi pusat perhatian, di mana masyarakat dapat menemukan berbagai macam produk, mulai dari makanan khas hingga pakaian dan barang-barang keperluan lainnya. Keberadaan bazaar ini tidak hanya menciptakan suasana yang ramai dan meriah, tetapi juga mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, terutama dalam hal pembelian makanan dan barang-barang untuk kebutuhan Ramadan.

Dari sudut pandang ekonomi, fenomena peningkatan daya beli masyarakat selama Ramadhan dapat dipahami melalui konsep "efek pendapatan". Efek ini menggambarkan hubungan positif antara pendapatan individu atau rumah tangga dengan tingkat konsumsi mereka. Selama bulan Ramadhan, terjadi peningkatan pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta untuk keperluan yang terkait dengan perayaan dan ibadah Ramadan. Peningkatan ini tidak hanya mencakup pembelian makanan dan minuman, tetapi juga meliputi pengeluaran untuk zakat, sedekah, dan kegiatan sosial lainnya.

Selain faktor internal seperti tradisi dan kegiatan sosial, faktor eksternal juga turut memengaruhi peningkatan daya beli masyarakat selama bulan Ramadhan. Misalnya, kebijakan diskon dan promosi yang dilakukan oleh peritel dan produsen menyambut bulan suci ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Diskon besar-besaran dan penawaran khusus pada produk tertentu tidak jarang ditemui selama Ramadhan, yang dapat mendorong masyarakat untuk melakukan pembelian lebih banyak atau lebih awal dari biasanya.

Selain itu, faktor musiman juga berperan dalam peningkatan daya beli selama bulan Ramadhan. Di beberapa negara, terutama di wilayah dengan mayoritas Muslim yang signifikan, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan selama bulan Ramadhan, baik untuk tujuan ibadah maupun pariwisata. Fenomena ini dapat memberikan dampak positif pada sektor perdagangan dan jasa, dengan meningkatnya permintaan akan berbagai produk dan layanan yang ditawarkan kepada wisatawan.

Dari sudut pandang teori ekonomi, peningkatan daya beli masyarakat selama bulan Ramadhan dapat dipahami sebagai manifestasi dari teori "konsumsi ritus". Teori ini menyatakan bahwa konsumsi seseorang tidak hanya didorong oleh kebutuhan fungsional, tetapi juga oleh pertimbangan simbolis dan budaya. Dalam konteks Ramadhan, konsumsi tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan akan makanan dan barang-barang lainnya, tetapi juga oleh nilai-nilai keagamaan dan budaya yang terkait dengan bulan suci ini.

Namun, meskipun peningkatan daya beli masyarakat selama bulan Ramadhan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, perlu diingat bahwa fenomena ini juga dapat menyebabkan beberapa dampak negatif. Misalnya, peningkatan konsumsi makanan dan minuman selama bulan Ramadhan dapat berkontribusi pada peningkatan pemborosan dan pemborosan pangan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengelola dampak ekonomi dan sosial dari peningkatan daya beli selama bulan Ramadhan.

Peningkatan daya beli masyarakat selama bulan Ramadhan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk tradisi dan ritual keagamaan, kegiatan sosial dan budaya, kebijakan diskon, faktor musiman, serta teori konsumsi ritus. Memahami faktor-faktor ini tidak hanya penting bagi peritel dan pelaku bisnis lainnya, tetapi juga bagi pemerintah dan lembaga terkait dalam merencanakan kebijakan yang dapat mengoptimalkan manfaat ekonomi dan sosial dari bulan Ramadhan. Dengan demikian, peningkatan daya beli masyarakat selama bulan suci ini tidak hanya merupakan fenomena yang menarik untuk dipelajari dari sudut pandang ekonomi, tetapi juga memiliki implikasi yang signifikan bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Bulan Ramadhan yang bukan hanya merupakan momen spiritual bagi umat Islam, tetapi juga menjadi waktu yang penting bagi pelaku bisnis untuk memanfaatkan peningkatan daya beli masyarakat. Dalam konteks ekonomi, bulan suci ini menawarkan peluang besar bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar mereka. Namun, untuk berhasil dalam memanfaatkan peningkatan daya beli selama bulan Ramadhan, perusahaan perlu merancang strategi yang cerdas dan terukur. Dalam tulisan ini, akan dibahas beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk memanfaatkan potensi ekonomi bulan Ramadhan dengan menggunakan pendekatan ekonomi.

Salah satu strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah meningkatkan promosi dan pemasaran produk mereka secara khusus untuk bulan Ramadhan. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai saluran, mulai dari iklan di media massa hingga promosi langsung di toko-toko atau pasar tradisional. Selain itu, perusahaan juga dapat menggunakan media sosial dan platform digital untuk meningkatkan visibilitas produk mereka dan menarik perhatian konsumen yang sedang mencari produk untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun