Mohon tunggu...
Tiyang polos
Tiyang polos Mohon Tunggu... Jagain warung

Ingin berpetualang baru dan mencari saudara baru sekaligus merangkai kata demi kata menjadi sebaris kalimat yang tidak begitu berguna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puisi lelaki tua

13 Oktober 2025   01:33 Diperbarui: 13 Oktober 2025   01:33 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah itu, ia hanya diam. Tidak marah, tidak mencaci. Ia hanya menatap kosong dinding rumah. Dalam hatinya bergemuruh satu kalimat:

"Aku ingin mempertahankan, tapi mungkin Tuhan sudah menulis takdir yang berbeda."

---

Suatu pagi, Nia menelpon.

"Pak, maaf ya, hari ini Nia nggak bisa nemenin kontrol. Ada rapat penting banget."

"Nggak apa-apa. Nanti Bapak minta tolong Mas Nur nganterin."

"Baik, Pak. Hati-hati ya."

Setelah menutup telepon, Gino mengambil buku catatan kesayangannya, hadiah ulang tahun dari Nia. Di halaman terakhir ia menulis:

Sudah Penuhkah Bekalmu?

Hidup ini hanya permainan,

hidup ini hanya senda gurau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun