Mohon tunggu...
Yieen Banne
Yieen Banne Mohon Tunggu... Mahasiswa Pascasarjana UNDIKSAH Pendidikan IPA_Guru SMP Negeri 2 Ayamaru

Mendaki dialam yang asri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Realisme dalam Pendidikan : Apakah Kita Sudah Mengajarkan Dunia yang Sesungguhnya?

16 Oktober 2025   13:05 Diperbarui: 16 Oktober 2025   13:05 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MID MAPPING REALISME DALAM PEN (Sumber: CANVA DIBUAT SENDIRI))

Di beberapa sekolah yang mengembangkan pembelajaran berbasis pengalaman, seperti Sekolah Alam di Indonesia, siswa diajak melakukan kegiatan eksploratif dalam lingkungan alam dan sosial mereka. Misalnya, melalui kegiatan bercocok tanam hidroponik, siswa belajar biologi, kimia, dan matematika secara terpadu sekaligus merasakan langsung proses produksi pangan.

Selain itu, program magang dan kerja praktik di dunia industri memberikan kesempatan bagi siswa untuk menghadapi realitas kerja dan mengasah keterampilan yang tidak dapat diperoleh hanya dari buku.

Perbandingan dengan Sudut Pandang Lain

Walaupun realisme menempatkan dunia nyata sebagai pusat pembelajaran, idealisme pendidikan menekankan pengembangan moral dan nilai-nilai luhur melalui pemahaman konsep-konsep dan teori yang ideal. Misalnya, pendidikan menurut idealisme turut menanamkan nilai-nilai etika dan estetika yang tidak langsung terkait dengan fenomena empiris.

Kedua pandangan ini tidak harus bertentangan, melainkan dapat saling melengkapi. Pendidikan yang baik tidak hanya menguasai dunia nyata, tetapi juga membangun karakter dan pemahaman nilai yang mendalam.

Implikasi Praktis untuk Kehidupan Sehari-hari

Penerapan realisme dalam pendidikan memberikan manfaat signifikan bagi kehidupan sehari-hari siswa. Mereka belajar melihat masalah dari sudut pandang yang faktual dan dapat memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah. Keterampilan ini sangat berguna dalam konteks keluarga, komunitas, dan dunia kerja.

Guru dan institusi pendidikan diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang mendukung eksplorasi, observasi, dan eksperimen agar siswa berkembang secara holistik. Pendidikan realistis juga mendorong integrasi teknologi dan media belajar yang aktual serta kontekstual, sehingga pembelajaran tidak kering dan mudah diterima oleh siswa dengan berbagai gaya belajar.

Bagi siswa, realisme menumbuhkan sikap kritis, objektif, dan berorientasi pada kenyataan. Siswa belajar menilai sesuatu berdasarkan bukti, bukan emosi atau opini. Dalam konteks masyarakat modern, ini sangat penting untuk melawan arus informasi palsu (hoaks) dan bias berpikir yang sering menyesatkan.

Tantangan dan Arah ke Depan

Penerapan realisme dalam pendidikan menghadapi tantangan seperti kurikulum yang masih padat teori, kurangnya sarana praktik, dan paradigma guru yang belum sepenuhnya berubah. Namun, di era teknologi dan big data, realisme justru semakin relevan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun