Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keanehan Kucing Beranak

26 Maret 2024   07:08 Diperbarui: 26 Maret 2024   07:10 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah sejak lama di rumahku selalu didatangi kucing silih berganti, dan umumnya kucing yang datang betina seringnya malah sudah hamil. Karena itu maka aku sudah sering pula melihat tingkah laku kucing yang akan beranak atau istilah Jawanya kucing yang mau "nai".

Sebenarnya aku tidak tahu kucing itu milik siapa, tetapi karena saat kami makan mendekat ya otomatis kami beri makan. Kebiasaan memberi makan ini yang mungkin membuat si kucing betah, atau krasan tinggal di rumah.

Rumah kami memang sangat dekat dengan pasar, sehingga istri setiap harinya pergi ke pasar tinggal melangkah menyeberangi jalan saja sudah sampai ke pasar ibaratnya, untuk membeli bahan - bahan  keperluan dapur salah satunya ikan lele tidak ketinggalan.

Pembelian ikan lele 1 kg ini dilakukan minimal 2 hari sekali. Karena rutinitas pembelian ikan lele inilah suatu saat dikomentari oleh penjualnya, wah rupanya di keluarga ibu senang makan dengan lauk ikan lele ya?

Bukan untuk lauk makan kami sekeluarga mbak, tetapi untuk memberi makan kucing yang ikut di tempat kami, jawab istri.

Wah ibu ini aneh kucing diberi makan dengan ikan lele, sedangkan orang belum tentu setiap harinya makan dengan lauk ikan lele, komentarnya.


Semula memang memberi makan kucing dengan mencampur nasi dengan ikan lele rebus, suatu saat ikan lele di pasar kosong dibelikan jenis ikan yang lain, ee kok ya tidak mau memakannya.

Lama-lama untuk memudahkan pemberian makan kucing lalu disediakan makanan kucing yang siap saji berbentuk pelet, jadi tinggal memberikan pada saat kucing akan makan.

Karena sudah terbiasa memberi makan kucing yang datang, maka sudah terbiasa pula manakala tiba saatnya musim kucing kawin, ramainya suara kucing bersahutan setengah mati.

Malam hari suara meong, meong, meong selalu terdengar bersahutan dengan pejantannya, itupun sambil kejar -- kejaran. Sampai -- sampai istri atau aku bangun ditengah malam, sekedar akan mengusir kucing yang bersuara keras dekat kamar tidur.

Pernah juga terjadi berkali -- kali, plafon di atas tempat tidur yang terbuat dari triplek jatuh ke tempat tidur. Itupun kami masih bisa mengatakan untung, mengapa? Untungnya triplek bukan asbes, dan debu -- debu yang menumpuk di atasnya tidak tepat menjatuhi kami yang sedang tidur di situ.

Dalam keadaan seperti itu kamipun pindah kamar, mengingat kamar tadi sudah dipenuhi dengan debu berterbangan yang menyesakkan napas.

Begitulah perilaku kucing saat musim kawin, ramai suaranya, berkejar -- kejaran sampai -- sampai menjatuhkan plafon kamar tidur kami.

Berbeda dengan saat kucing mau beranak atau nai ( istilah Jawa )-nya, mereka justru diam tak banyak bersuara, dan mencari tempat yang cocok untuk melahirkan anaknya. Melihat keadaan tersebut kamipun sudah tanggap mungkin si kucing akan melahirkan, kemudian kami sediakan kardus besar dengan dialasi handuk yang sudah tidak dipakai sebagai alasnya.

Kardus kami tempatkan agak ke pojok ruangan, tidak jauh dari aku tiduran karena saat itu sedang melihat TV. Katanya sih melihat TV, tetapi kadang -- kadang ya banyak tertidurnya. 

Diawali sejak Sabtu tgl 29 -- Mei -- 2021 malam si kucing tampak gelisah dengan selalu bersuara meong, meong, meong sampai pagi. Padahal hari -- hari sebelumnya tidak pernah bersuara seperti itu, sambil mengikuti kemana aku atau istri berjalan.

Karena selalu merecoki orang berjalan, malam menjelang tidur oleh istri si kucing dikarantina dalam ruang tamu. Pagi hari sebagaimana biasanya kucing akan diberi makan, dan tidak mengira sebelumnya ternyata daun pintu terbuat dari triplek bagian bawah rusak karena dicakari kucing untuk mencari jalan keluar dari ruang tamu.

Tidak seperti biasanya si kucing maunya mendekat denganku, sampai -- sampai naik ke atas perut, dan tiduran segala bila aku sedang rebahan. Walau sudah dipindahkan, kembali lagi ketempatku rebahan karena sedang menonton final badminton Austrian Open.

Dengan posisi seenaknya namanya kucing kadang -- kadang di atas perut, di atas paha, dan lain -- lain. Sampai -- sampai aku harus mengganti celana yang baru saya pakai sehabis mandi di sore hari, karena terdapat sedikit bercak kotoran kucing.

Menonton sambil rebahan di atas kursi tamu yang semula menonton final badminton, dilanjutkan dengan menonton wayang kulit sambil ngantuk -- ngantuk sedikitlah, dan malah tertidur sejenak.

Si kucing tetap ndusel -- ndusel ( Jawa ) kalau bahasa Indonesia mungkin boleh disama artikan dengan bermanja -- manja kadang tidur -- tiduran di atas perut, dan bagian -- bagian tubuhku lainnya sejak usai sembahyang isa.

Begitu aku terbangun agak terkejut melihat anak kucing sudah lahir seekor di atas perut tanpa ada suara berisik si kucing, hari Minggu tgl 30 -- Mei -- 2021 malam sekitar pukul 22.30 wib. Sedangkan kotoran berupa air ketuban, dan darah yang menyertai lahirnya anak kucing dicelana dan kaos ku dijilati induk kucing sampai bersih. Selanjutnya aku ganti celana lagi, dan kaos singklet karena terkena air ketuban bercampur darah.

Kotak kardus beralaskan selembar handuk besar yang sudah tidak dipakai yang memang sudah disediakan malam sebelumnya, lalu aku pindahkan ke ruang tamu untuk memindahkan si kucing bersama anaknya agar tidak berada di ruang tamu; Kardus lalu  kupindahkan ke ruangan dalam dengan menyeret kardusnya. Nonton wayang dilanjutkan, dan ternyata sampai dengan kira -- kira pukul 24.00 wib aku lihat anaknya berjumlah 3 ekor. 

Ternyata kejadian serupa terulang kembali, ini kali yang beranak kucing yang silsilahnya adalah iduk kucing yang beranak sebelumnya, tepatnya hari Jum'at siang 18 Juni 2021, dan berikut kejadiannya. 

Sama persis seperti kucing sebelumnya, kucing inipun selalu ndusel -- ndusel (bermanja -- manja) di atas perutku, karena saat itu aku sedang rebahan akan tidur siang. Sampai aku tertidur, yang akhirnya si kucing melahirkan anak yang pertama disamping perut, dan aku tidak tahu karena saat itu sudah tertidur.

Saat terjaga spontan aku melihat si kucing sedang menjilati untuk membersihkan anaknya, kemudian aku pindahkan keduanya ke dalam kardus yang memang sudah disiapkan sebelumnya. Saat di dalam kardus anak kucing pertama sudah putus tali pusarnya, si induk masih terus aku elus -- elus perutnya, dan lahirlah anak kedua disertai dengan ari -- arinya.

Dalam keadaan tersebut induk kucing hanya diam, sedangkan anak kucing beserta ari -- arinya dibiarkan saja, seolah -- olah memberi isyarat aku untuk merawat ari - arinya. Akhirnya tali pusar anak kucing aku putus menggunakan gunting, dan ari-ari aku ambil, dicuci bersih lalu kukeringkan selanjutnya aku simpan. Ternyata selama aku tinggalkan untuk mencuci dan menjemur ari - arinya, anak kucing yang dilahirkan keseluruhannya berjumlah 5 ekor.

Menurut pengalaman, sangat jarang orang mendapatkan ari -- ari kucing, karena begitu lahiran induk kucing langsung membersihkan air ketuban dan darah yang menyertainya dengan memakan termasuk ari-arinya.   

Mengapa orang kok berburu ari -- ari kucing? Karena menurut informasinya, waktu itu ari - ari kucing digunakan untuk membantu kelancaran orang yang akan melahirkan. Benarkah informasi ini? Ya mana aku tahu.

Waktu itu kemungkinan peralatan medis untuk membantu proses persalinan masih terbatas, dan belum secanggih saat ini. Demikian juga tenaga bidan yang belum tentu disetiap desa ada, oleh karena itu untuk membantu persalinan umumnya dibantu oleh seorang dukun, yang dikenal dengan sebutan dukun bayi.

Sejak dulu sampai sekarang umumnya orang mengetahui bahwa pada saat musim kucing kawin suaranya ramai memekakkan telinga, dan saling berkejaran sampai - sampai menjatuhkan plafon kamar tidur berkali - kali.

Tetapi saat melahirkan nyaris tidak ada suara sama sekali, dan tidak terlihat adanya gerakan yang menampakkan kesulitan selama melahirkan anaknya. Aku dapat mengatakan demikian, karena secara langsung aku dapat melihat dengan mata kepala sendiri; Dimana 2 ekor kucing yang telah diceritakan  melahirkan anaknya satu di atas perut, dan satu yang lainnya di dekat perutku.

Atas dasar kenyataan tersebut, orang lalu menggunakan ilmu titen (menandai), dan menyimpulkan bahwa dalam ari -- ari kucing tersebut kemungkinan mengandung senyawa yang dapat memperlancar proses persalinan.

Oleh karena itu, orang dulu menggunakan air rendaman ari -- ari kucing ini untuk diminumkan, sebagai cara alternatif untuk membantu memperlancar proses persalinan seseorang. Inilah mungkin sebagai alasan, mengapa orang berburu ari -- ari kucing walau tidak mudah untuk mendapatkannya.

Atau bisa saja anak -- cucu melakukan penelitian ilmiah membuktikan kebenaran ilmu titen tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun