Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun "Filter Rasa"

6 Juli 2021   07:59 Diperbarui: 6 Juli 2021   08:03 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau dengan kata lain siapapun sudah mengerti dengan pasti, dan bahkan dapat dikatakan menjiwai bahwa kenyataan tersebut adalah bagian dalam buah duren. Bila tidak demikian bagian dalam buahnya, ya bukan buah duren namanya. Pemahaman sampai disini dapat dikatakan pemahaman di jenjang, atau di tingkat kejiwaan atau hakekat. 

Tingkat Makripat. Dari buah duren yang telah terbelah-belah tadi kita lanjutkan pengajian, atau pengamatannya dengan mengamati sesuatu yang berbentuk bulat dengan posisi berderet. Selanjutnya mengambil  satu butir dari sesuatu yang berderet, dan setelah diamati lebih mendalam ternyata bulatan tadi berbau harum, dan terdiri dari 2 bagian.

Bagian luar merupakan  massa  yang lembek berair, sedangkan bagian dalamnya  keras  berbentuk  bulat  lonjong. Dari kenyataan  tersebut, akhirnya kita dapat memahami bahwa bulatan  dalam yang keras  disebut  biji duren, dan tidak enak bila langsung dimakan. Sedangkan bagian yang meliputi biji berupa massa lembut disebut daging buah, berbau harum, manis rasanya, dan enak bila dimakan. 

Bila orang telah dapat menikmati hasil pengajian tentang buah duren sampai di jenjang merasakan, maka seseorang tadi dapat dikatakan pengajiannya telah sampai di jenjang makripat atau roso pangroso. 

Artinya seseorang tadi telah memahami, dan mengerti secara utuh atau secara paripurna tentang buah duren, sejak dari kulit, cara membelah, mengetahui bagian dalam buah, dan yang akhirnya dapat mengerti dengan pasti, dan menikmati rasa buah duren. Inilah kebenaran sejati dari ayat Allah yang tidak tertulis, berupa buah duren.

Jadi siapapun orangnya, apapun warna kulit dan bahasanya, apapun suku bangsa dan bangsanya, apapun status sosial ekonomi dan agamanya kalau berbicara masalah duren, ya demikian itulah adanya. 

Meskipun ada perbedaan nama buah dari satu daerah, dengan nama di daerah yang lain, misal ada yang menamakan: duren, durian, duria, duriang, dan lain -- lain tidak perlu dipermasalahkan, karena itu hanya nama.

Atas dasar pengajian berjenjang dari buah duren ini mudah -- mudahan dapat dipahami bahwa orang yang telah dapat merasakan isi buah duren, sudah barang tentu dia telah memiliki pemahaman, dan pengertian tentang buah duren secara utuh sejak dari kulit, cara membelah, mengerti atau menjiwai secara pasti kenyataan yang ada dalam buah duren, dan menikmati rasa buah duren tersebut.

Uraian tersebut merupakan pengajian berjenjang, atas buah duren yang merupakan salah satu ayat-ayat Allah yang tidak tertulis. Lalu bagaimana halnya dengan pengajian ayat -- ayat Allah yang tertulis berupa Al Qur'an? 

Apakah juga wajib melalui tahap penjenjangan layaknya mengaji ayat -- ayat Allah yang tidak tertulis? Benar sekali! Kalau kita ingin membangun Filter Rasa, maka pengajian ayat -- ayat Allah yang tertulispun wajib dikaji melalui tahap pengajian berjenjang.

Jadi amatlah tidak tepat, dan tidak etis bila seseorang yang pengetahuannya baru sampai di jenjang sareat atau kulit, menyalahkan atau menilai orang lain yang pengetahuannya telah sampai di jenjang makripat atau orang yang telah dapat menikmati rasa buah durennya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun