Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia Umat yang Satu

5 Januari 2021   08:14 Diperbarui: 5 Januari 2021   08:17 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dengan tanpa diminta oleh Negara yang tertimpa musibah, akibat terjadinya gempa dan gelombang tsunami, masyarakat dunia bersatu padu memberikan bantuan kepada para korban sesuai dengan kemampuannya. Tanpa memandang asal bangsa, dan atau suku bangsanya. Tanpa memandang, warna kulitnya. Tanpa memandang, agama yang dianutnya. 

Tanpa memandang bahasa yang digunakannya, dan lain sebagainya. Mereka semua bertekad, dan bersatu padu untuk menolong dan membantu. 

Baik berupa tenaga maupun harta benda, agar segera dapat melepaskan saudara - saudaranya dari derita yang dialami. Dan bagi korban meninggal, diupayakan agar dapat segera diperlakukan sebagaimana mestinya.

Secara langsung kita dapat melihat kenyataan tersebut bukan? Mari kita berucap syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwasanya apa-apa yang tertulis di dalam kitab Al Qur'an ditunjukkan langsung melalui kejadian nyata. Agar kita menjadi lebih waspada, selalu ingat ( Jawa = eling ) dan sadar selama melakoni hidup dan kehidupan diatas dunia ini. Karena pada dasarnya apa - apa yang kita kerjakan selama hidup di dunia ini, merupakan bekal yang akan kita bawa untuk menjamin keselamatan, dan kebahagiaan hidup dihari kemudian.

Apakah kita masih ada yang belum dapat melihat petunjuk dimaksud, dengan jelas? Karena hakekatnya kejadian tersebut merupakan pembuktian, bahwa pada dasarnya manusia adalah umat yang satu.

Surat Al Baqarah ayat 213. Manusia itu adalah umat yang satu. ( Setelah timbul perselisihan ), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. 

Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan -- keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang -- orang yang beriman kepada kebenaran  tentang hal yang  mereka perselisihkan itu dengan kehendak--Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk  orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. 

Bila diibaratkan, kejadian tersebut terjadi pada tubuh kita. Salah satu jari kaki kita terasa sakit, maka seluruh anggota tubuh ikut merasakan sakitnya itu. 

Bila salah satu gigi kita terasa sakit, maka seluruh tubuhpun ikut merasakan sakitnya itu. Demikian seterusnya untuk anggota tubuh lainnya yang terasa sakit, maka seluruh tubuh kitapun ikut pula merasakan sakitnya.

Tetapi mengapa sampai detik ini, kita masih sering mendengar dan melihat. Orang selalu mempertentangkan: bangsa ini -- bangsa itu, suku bangsa ini -- suku bangsa itu, bahasa ini -- bahasa itu, warna kulit ini -- warna kulit itu? Padahal sudah jelas firman Allah, bahwa pada dasarnya manusia adalah umat yang satu.

Mari kita introspeksi, dengan mengedepankan bisa merasa dan kejujuran mengakui kesalahan kita selama ini.  Serta menurunkan gengsi (tidak perlu merasa malu), mengakui kekeliruan atau ke salahan yang kita lakukan selama ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun