Mohon tunggu...
Budi Satria Dewantoro
Budi Satria Dewantoro Mohon Tunggu... Praktisi Hukum

Dekat dengan isu hukum-HAM, human security, kepolisian, penggemar sepak bola, peminat budaya, dan penikmat kuliner Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Bermain, Belajar, Bermimpi: SSA Samarinda dan SSB Tunas Muda Bertemu di Laga Persahabatan

7 April 2025   18:36 Diperbarui: 7 April 2025   18:36 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan turun perlahan di Mini Stadion Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Minggu (6/4/2025) sore, membasuh tanah, membasahi rumput, menyirami semangat bocah-bocah Loa Kulu yang sedang belajar jadi petarung kecil di lapangan hijau.

Usai jeda panjang Ramadhan dan Lebaran, denyut sepak bola usia dini kembali bergetar di daerah ini. Ada satu tujuan besar di depan mata: persiapan menuju Bali Seven 2025, turnamen nasional bergengsi bagi pemain usia belia.

Dan kedatangan SSA Samarinda, tim kuat dari 'Kota Tepian', menjadi bagian penting dari perjalanan itu — bukan hanya lawan uji tanding, tapi juga teman tumbuh, teman belajar, teman menguji mimpi.

Tak sekadar friendly match. Ini seperti gladi resik kecil menuju panggung besar. SSA Samarinda datang lengkap — dari kelompok usia 10, 12, hingga 14 tahun — menguji kesiapan mental dan skill anak-anak Tunas Muda di bawah guyuran hujan.

Pelatih SSA Samarinda, Erwin, menyebut laga ini sebagai tryout pertama mereka di luar Samarinda. "Ini bukan cuma soal teknik, tapi tentang berani keluar dari zona nyaman, berani menghadapi tekanan, dan belajar menikmati setiap tantangan," ucapnya.

Anak-Anak Loa Kulu Menyalakan Harapan

Tedy, pelatih kepala SSB Tunas Muda Loa Kulu, pun tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. "Saya apresiasi kerja keras anak-anak hari ini. Bermain di bawah hujan, tetap disiplin, tetap fokus. Mudah-mudahan ini jadi bekal berharga sebelum bertarung di Bali Seven nanti," ujarnya.

Bagi anak-anak tersebut, setiap laga adalah sekolah karakter. Setiap tetes keringat adalah tabungan mimpi. Dan Loa Kulu — di bawah langit kelabu sore itu — sedang menyaksikan generasi kecilnya belajar tentang ketekunan, keberanian, dan harapan.

Karena di balik deras hujan, selalu ada matahari yang menunggu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun