"Hah, Gue pikir Pak Asep bakal ninggalin kita di sini." Ucap Fani pada Sri Indah.
"Iya, Gue takut jantungan lagi."
Tak berada jauh dari ruang aula, Si Mata Elang menguping pembicaraan mereka. Dia mengepalkan tangannya. Benci, kesal, muak, semua emosi itu teraduk menjadi satu. Menurutnya ini sangat tidak adil.
Dulu dia dirundung habis-habisan oleh Kakak kelasnya. Sekarang ia ingin balas dendam, namun semuanya terhalang karena ada Pak Asep yang menjadi perisai peserta MOS.
"Cuih, ini enggak adil!" Si Mata Elang menguatkan kepalan tangannya.
BERSAMBUNG....
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!