tersaksikan gelandangan mencopet di pasar, dan kami cuma diam.
Tak kutahu apa bakal Kau kutuk kami, lantaran kekal dengan
duka sendiri, hingga acuh pada lingkungan, lupa dunia yang malang.
Engkaulah Yang Mahatahu Perhitungan, Engkaulah Yang Maha Memecahkan.
Kepadamu doa-doa latah kami panjatkan.
Ampunkan!
 3
Kami berpuasa abad ini, seperti dulu dikerjakan leluhur
dan nabi. Tapi puasa kami penuh pertikaian, tak sejuk
sebagaimana diwariskan. Di hati, napsu-napsu tak terkendali
mulut memakan daging saudara sendiri.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!