Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Suatu Petang Ketika Hujan Tertahan di Rimbun Dedaunan

14 Januari 2019   06:29 Diperbarui: 14 Januari 2019   06:42 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

hujan itu adalah surat cinta

yang tak kukirimkan kepadamu

ia menjadi tanah basah

ia lalu menjelma sawah

aroma sekam terbakar itu

adalah isyarat cinta yang tak kukabarkan kepadamu


ia mendekam di udara

ia menjadi kunang-kunang bagi pengembara

rimbun dedaunan di ujung petang itu

adalah  sajak  cinta yang kusembunyikan darimu

ia menjadi lanskap yang jelaga

tapi dekat ke cakrawala

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun