Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesalahan Saya Padanya

22 November 2021   16:32 Diperbarui: 29 November 2021   14:41 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber dari pixabay.com

Kamu cantik! kata saya terpesona, namun dia dingin, mengambil gagang penutup pintu mobil saya dan membantingnya rapat. Lalu saya menyalakan lampu dan ngegas cukup dalam untuk membawanya ke impian.

Kala selanjutnya pagi merambat cepat, saya masih dikemas kasur besar saya, terjaga dengan tubuh sendiri. Perlahan saya melempar tubuh dan menjejak lantai karpet kamar. 

Berjingkat keluar, saya menciumi aroma toast menyengat hidung, diseling bau kopi harum. Dan Sonya terlihat sregep sedang mengolah breakfast. Meja makan yang biasanya penuh kaleng dan botol yang berbau aromatik, kini terlihat putih bersih.

Morning Sonya! Saya menyapa paginya. Dia berpaling, rambutnya digelung ke atas separuh berantakan sehingga ayunya alami. Ada sebersit senyum di bibir pucat warna, lalu kami berdua makan pagi. Makan roti panggang dan sele kacang, kopi dan telur. 

Kami memakannya dengan sedikit sunyi, hanya mata kami. Dan Sonya membiarkan lengannya yang halus saya sentuh bersama bayang pagi yang teduh.

Ini hari yang penting dan saya terlupa untuk mengatakan rencana saya, dan wanita itupun terlihat tidak tertarik menanyakannya.

Beri kesempatan aku mandi Charles! Katanya ketika mentari bersiap melepaskan pagi. Dan saya tergopoh melongok peturasan yang kebiasaan jorok. Tapi tidak kali ini, kamar shower itu tampak bersih, membuat saya salah lagak seraya menyilakannya ke air.

Sebentar suara air pancur terdengar gremesek sementara saya merokok di ruang tamu, membuka lemari untuk mencari salin buat bersiap ke kantor. Dan ketika saya merogoh bagian atas lemari, saya merasakan kain lembut, lalu mengeluarkannya ternyata sepasang underwear ungu. Sayapun menyampirkannya saja di kursi.

Sonya pun menyembul dari ruang basah itu, terlihat dengan salinnya yang nyaman, baunya semerbak sabun dan sampo yang asing, barangkali dia telah menyiapkannya sendiri.

Sonya! Kau tak perlu tergesa, aku akan bersiap ke kantor sastra! Jelasku padanya.

It's okay! Jawabnya pelan, sambil mengibaskan rambut basah bulenya. Tapi saya teringat hal baru saja yang saya temukan dan menunjukkan padanya sepasang underwear ungu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun